ANKARA (Arrahmah.com) – Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengakui bahwa data yang diterbitkan oleh negaranya hanyalah sebagian dari catatan kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.
Koca mengatakan bahwa kasus yang dilaporkan terbatas pada pasien yang dirawat di rumah sakit dan mengecualikan individu tanpa gejala yang dites positif terkena virus.
- “Tidak semua kasus adalah pasien karena ada yang tidak menunjukkan gejala sama sekali meski hasil tesnya positif,” ungkap Koca sebagaimana dikutip dari Al Monitor pada Rabu (1/10/2020), “Ini merupakan sebagian kasus.”
Pernyataan itu muncul setelah Murat Emir, seorang anggota parlemen dari partai oposisi, mengatakan dia memperoleh data yang menunjukkan jumlah infeksi baru hampir 20 kali lipat dari yang dilaporkan Kementerian Kesehatan.
Emir mengatakan 29.377 kasus Covid-19 baru telah dikonfirmasi pada 10 September Sistem Manajemen Informasi Laboratorium Kementerian. Sedangkan data pemerintah Turki menunjukkan jumlah Covid-19 hanya 1.512 kasus yang dilaporkan hari tersebut.
“Jika dokumen ini benar, sekarang saatnya mengungkapkan kebenaran kepada rakyat kami,” kata Emir saat berpidato di depan Koca.
Emir mengatakan bahwa dokumen tersebut termasuk data uji dari 270 pusat kesehatan di Turki. Data itu menunjukkan bahwa Istanbul sendiri telah mencatat lebih dari 3.000 kasus baru terjadi pada 10 September, dua kali lipat angka yang dilaporkan kepada publik.
Pada akhir Juli, Kementerian Kesehatan mengubah bahasa yang digunakan untuk melaporkan infeksi Covid-19 di lamannya. Pihak kemenetrian mengganti kata “jumlah kasus” menjadi “jumlah pasien”.
“Mulai sekarang, semua angka Kementerian Kesehatan harus dikalikan 20 untuk mendapatkan hitungan yang akurat,” kata Dr. Vedat Bulut, anggota komite eksekutif untuk Asosiasi Medis Turki (TTB), kepada Al-Monitor.
Sinan Adiyaman, yang baru-baru ini mengundurkan diri sebagai ketua TTB, meminta Koca untuk mengundurkan diri setelah pernyataannya pada hari Rabu (1/10).
“Dalam enam bulan, 900 dokter telah mengundurkan diri dari pekerjaan mereka [di rumah sakit umum] dan pergi ke sektor kesehatan swasta,” kata Bulut kepada Al-Monitor. “Mereka marah dengan situasi, kelelahan dan khawatir tentang keselamatan mereka.”
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Turki telah melaporkan sekitar 319.000 kasus Covid-19 dan sekitar 8.200 telah meninggal karena virus ini. (hanoum/arrahmah.com)