ANKARA (Arrahmah.com) – Turki akan terus mendukung Azerbaijan dengan segala cara dalam konfliknya dengan Armenia atas Karabakh Atas yang diduduki, kata presiden Turki pada Kamis (1/10/2020).
“Sebagai Turki, kami akan terus mendukung saudara-saudara kami di Azerbaijan dengan segala cara dan dengan sepenuh hati, sejalan dengan prinsip ‘dua negara, satu bangsa’,” kata Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya pada pembukaan sesi legislatif keempat parlemen Turki dari tahun ke-27 di ibu kota Ankara.
Erdogan mencatat bahwa perdamaian permanen hanya dapat dicapai di wilayah tersebut “jika Armenia menarik diri dari wilayah Azerbaijan yang diduduki.”
“Upaya untuk memfitnah Turki […] juga tidak akan bisa menyelamatkan pemerintahan Armenia,” kata Erdogan.
Dia memperingatkan negara-negara yang mendukung “negara nakal” Armenia dalam pendudukannya di Karabakh Atas, atau disebut juga Nagorno-Karabakah, akan “menjawab kesadaran bersama.”
Bentrokan perbatasan meletus Minggu pagi (27/9) ketika pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer, yang menyebabkan korban jiwa.
Parlemen Azerbaijan menyatakan keadaan perang di beberapa kota dan wilayahnya menyusul pelanggaran perbatasan Armenia dan serangan di wilayah Nagorno-Karabakh yang diduduki.
Pada hari Senin (28/9(, Azerbaijan mengumumkan mobilisasi militer parsial di tengah bentrokan.
Sengketa Mediterania Timur
Erdogan mengatakan Turki lebih suka menyelesaikan perselisihan yang sedang berlangsung atas potensi politik dan ekonomi Mediterania Timur “dengan landasan yang adil”.
Menuduh Uni Eropa menjadi struktur yang “tidak efektif” dan “dangkal”, ia menyatakan bahwa blok itu “diperbudak” oleh dua anggotanya, Yunani dan pemerintahan Siprus Yunani.
Tidak ada krisis di wilayah kami yang diselesaikan dengan keterlibatan UE, tambah Erdogan.
“Sebaliknya, setiap krisis di mana serikat tersebut melakukan intervensi telah meningkat dengan dimensi baru,” katanya.
Ketegangan telah meningkat selama berminggu-minggu di Mediterania Timur, seiring dengan Yunani yang telah mempersoalkan eksplorasi energi Turki.
Turki – negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania – mengirimkan kapal bor untuk mengeksplorasi energi di landas kontinennya, menegaskan haknya sendiri di wilayah tersebut, serta hak milik Republik Turki Siprus Utara.
Ankara telah berulang kali mendesak negosiasi tanpa prasyarat untuk mencapai pembagian yang adil dari sumber daya kawasan tersebut. (Althaf/arrahmah.com)