ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan pada Rabu (30/9/2020), mendesak Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) untuk meningkatkan upaya melawan gelombang Islamofobia yang meningkat di seluruh dunia.
“Provokasi yang disengaja dan hasutan untuk membenci serta kekerasan telah diklasifikasikan oleh PBB sebagai tindakan yang dilarang secara universal,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi, berbicara melalui tautan video pada pertemuan Aliansi Peradaban, sebuah inisiatif PBB yang bertujuan untuk mendorong rasa hormat di antara berbagai budaya dan kepercayaan.
Qureshi memperingatkan “kebangkitan global” dari intoleransi, diskriminasi, rasisme, ujaran kebencian, dan kekerasan berdasarkan keyakinan agama.
“Saat ini, Islamofobia bukan lagi dianggap hal yang salah dalam manifesto partai-partai sayap kanan dan neo-fasis yang menyerukan pengusiran umat Islam, politisasi jilbab, tindakan vigilantisme sapi (serangan terhadap pedagang sapi Muslim oleh nasionalis Hindu), pembakaran Alquran, perusakan yang disengaja terhadap simbol-simbol Islam dan situs-situs suci, serta upaya menghasut atas nama kebebasan berbicara melalui karikatur dan kompetisi yang dengan sengaja menyakiti umat Islam,” ujarnya, sebagaimana dilansir Daily Sabah.
Alliance of Civilizations adalah inisiatif politik yang disponsori bersama oleh Turki dan Spanyol setelah didirikan pada 2005 oleh PBB saat itu. Sekretaris Jenderal Kofi Annan.
Memuji Turki dan Spanyol karena ikut mensponsori inisiatif Aliansi Peradaban dan menyelenggarakan pertemuan tersebut, Qureshi mengatakan kekhawatiran akan pandemi virus corona yang telah memicu rasisme dan stigma, menunjukkan seberapa dalam akar masalah Islamofobia di berbagai belahan dunia.
“Di banyak tempat, termasuk di daerah kita sendiri, pandemi telah memperparah penderitaan masyarakat akibat stereotip keagamaan yang negatif,” katanya.
“Kami sebagai Muslim berusaha menjalankan ajaran agama kami, salah satunya dengan menunjukkan ketidakrelaan saat Islam dan Nabi kami dihina,” kata diplomat Pakistan tersebut.
Mendesak negara-negara anggota untuk berinisiatif melarang provokasi yang disengaja dan hasutan untuk kebencian dan kekerasan, ia meminta agar PBB mendeklarasikan “Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia” dan membangun “koalisi yang tangguh untuk mengakhiri momok,” tuntut Qureshi
“Saling menghormati agama dan keyakinan, bukan mengejek mereka; keterlibatan konstruktif dan bukan kerenggangan. Mari kita bekerja sama untuk membangun dunia yang damai di mana berbagai peradaban dan budaya hidup berdampingan secara harmonis dan atas dasar saling menghormati,” tambah Qureshi.
Prakarsa Aliansi Peradaban didirikan untuk memajukan rasa saling menghormati budaya dan keyakinan agama yang berbeda, serta menyediakan platform untuk menjembatani perpecahan dan mengatasi prasangka. (rafa/arrahmah.com)