SANA’A (Arrahmah.com) – Teroris Syiah Houtsi Yaman telah melakukan sekitar 65.971 pelanggaran terhadap anak-anak, Jaringan Hak Yaman, dan Kebebasan mengungkapkan pada Selasa (29/9/2020).
Menurut Anadolu Agency, organisasi tersebut mengungkapkan bahwa mereka telah mendokumentasikan pelanggaran ini antara Januari 2015 dan Agustus 2019. Houtsi menguasai sebagian Yaman, termasuk ibu kota Sana’a, pada tahun 2014, menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional.
“Pelanggaran yang dilakukan oleh Houtsi termasuk pembunuhan, perekrutan, penculikan, dan penahanan di 17 dari 22 gubernur Yaman,” kata laporan itu.
Disebutkan bahwa 7.120 anak-anak tewas, termasuk 79 bayi, akibat pemboman, serangan penembak jitu, ranjau darat, dan akibat blokade.
Laporan tersebut juga mendokumentasikan 465 penahanan dan penculikan di 16 dari 22 provinsi, serta perpindahan 43.608 anak-anak.
Sementara itu, terungkap bahwa 12.341 anak di bawah usia 14 tahun direkrut oleh Houtsi dan dipaksa ikut serta dalam pertempuran.
Houtsi belum mengomentari laporan tersebut.
Yaman yang miskin telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika Houtsi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota, Sanaa. Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan untuk menggulung kembali keuntungan teritorial Houtsi.
Perang, di mana Amerika Serikat (AS) dan Inggris (Inggris) mendukung koalisi yang dipimpin Saudi, telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan, menurut data resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
(fath/arrahmah.com)