JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Dewan Pertimbangan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengecam keras peristiwa penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber di Bandar Lampung, Ahad sore (13/9/2020).
Menurut Din, perbuatan tersebut bentuk kriminalisasi terhadap ulama dan kejahatan berencana terhadap agama dan keberagamaan.
“Peristiwa penusukan atas Syekh Ali Jaber di tengah pengajian di Masjid Fallahuddin, Lampung, sungguh mengagetkan dan patut dikecam. Tindakan tersebut merupakan bentuk kriminalisasi terhadap ulama, dan kejahatan berencana terhadap agama dan keberagamaan,” kata Din melalui keterangan tertulisnya, Senin (14/9/2020).
Karena itu, Din mendesak Polri untuk mengusut secara tuntas, dan menyingkap pelaku dan siapa yang berada di belakangnya, dan menyeret pelakunya ke meja pengadilan dengan tuntutan hukum maksimal.
“Polri agar tidak mudah menerima pengakuan dan kesimpulan bahwa pelakunya adalah orang gila, sebagaimana pernah terjadi pada masa lalu yang sampai sekarang tidak ada kejelasan,” tanda Din,
Selain itu. ia meminta kepada Polri untuk menjamin keamanan para tokoh agama, khususnya ulama dan dai, serta mengusut gerakan ekstrimis yang anti agama dan hal yang bersifat keagamaan.
Din juga berpesan kepada umat Islam agar tenang dan dapat menahan diri serta tidak terhasut oleh upaya adu domba.
Diketahui, Syeikh Alin Jaber ditusuk seseorang pada pukul 17. 20 Wib saat mengisi acara tabligh akbar di Masjid Falahuddin Bandar Lampung.
Pelaku penusukan adalah A. Alfin Adrian (24) warga Jalan Tamin gang Kemiri, Suka Jawa. Pelaku langsung diamankan oleh panitia dan langsung diinterogasi oleh panitia.
Ustadz Nazir (27) salah seorang saksi mengatakan, kejadian terjadi pada pukul 17.20 saat Ali Jaber sedang berinteraksi dengan salah seorang santri dan orang tua santri tersebut.
“Pada saat itu Syekh Ali Jaber sedang berinteraksi dengan berinteraksi dengan salah seorang santri dan ibunya, dan sang ibu meminta swafoto bersama Syekh Ali Jaber,” ungkap Ustadz Nazir.
Saat itu, handphone milik orang tua santri kapasitas memori tidak mencukupi. Syekh Ali kemudian meminta penonton untuk meminjamkan HP kepada orang tua santri tersebut
“Tak lama kemudian datang seorang pemuda naik, seluruh orang mengira jika dia hendak meminjamkan HP, namun malah terjadi kejadian tersebut,” tutur Ustadz Nazir.
“Waktu ditanya tidak mengetahui apa yang dilakukannya, menurut keterangan dari orang tua pelaku sudah 4 tahun ini mengalami gangguan kejiwaan,” ujarnya
Pasca penusukan, Syeikh Ali Jaber tetap melanjutkan dakwahnya di Lampung. Dakwah selanjutnya akan dikawal kepolisian.
(ameera/arrahmah.com)