JAKARTA (Arrahmah.com) – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat sebanyak 100 dokter telah gugur selama pandemi virus corona (Covid-19) per tanggal 30 Agustus 2020. Seluruh dokter yang meninggal itu dalam kondisi positif Covid-19.
IDI mencatat jumlah kematian dokter terbanyak berada di Jawa Timur yakni sebanyak 25 dokter, kemudian Sumatera Utara 15 dokter, dan DKI Jakarta 14 dokter.
Terkait hal ini, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan.
Daeng mengatakan, dalam koordinasi tersebut ada empat poin instruksi yang diharapkan bisa dilaksanakan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Satgas dan Kementerian,” ucapnya melalui pesan singkat kepada SINDO Media, Senin (31/8/2020).
Pertama, ungkap Daeng, yakni agar kebutuhan alat pelindung diri (APD) bagi dokter maupun tenaga kesehatan dalam bertugas tetap terjaga ketersediaannya.
Kedua, rumah sakit harus melakukan penjadwalan jaga petugas kesehatan agar tidak kelelahan yang berisiko tertular Covid-19.
Ketiga, rumah sakit harus memberlakukan kebijakan khusus terhadap petugas kesehatan yang memiliki komorbid dan risiko tinggi untuk sementara tidak praktik atau sangat dibatasi.
Keempat, rumah sakit didorong melakukan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) rutin kepada petugas kesehatan agar terpantau ketat dan tidak terjadi penularan luas Covid-19 di rumah sakit.
Daeng pun meminta semua pihak mampu melaksanakan empat poin tersebut.
“Semua pihak seharusnya bergotong-royong untuk men-support rumah sakit agar mampu melaksanakan 4 hal di atas,” tegasnya.
Daeng juga menyampaikan duka mendalam atas kepergian para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menangani pandemi Covid-19. Ia juga meminta kepada seluruh tenaga medis untuk tetap komitmen mengabdi pada kemanusiaan.
(ameera/arrahmah.com)