ABU DHABI (Arrahmah.com) – Beberapa negara Arab berada dalam tahapan yang berbeda dalam perjalanan menuju hubungan dengan “Israel”, ujar Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash pada Kamis (20/8/2020), tepat satu minggu setelah perjanjian bersejarah negara itu dengan “Israel”.
“Ada beberapa negara Arab yang berada pada skala ini dalam tahapan yang berbeda,” klaim Gargash selama pembicaraan virtual dengan lembaga think tank AS Dewan Atlantik.
“Kawasan memang membutuhkan terobosan strategis,” tambahnya seperti dilansir Al Arabiya.
Hubungan UEA dengan “Israel” ke depan akan menjadi “perdamaian yang hangat”, menurut Gargash.
“Ini akan menjadi perdamaian yang hangat. Karena tidak seperti Yordania atau Mesir, kami tidak berperang dengan ‘Israel’,” kata Gargash.
“Israel” menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979, dan dengan Yordania pada 1994.
Gargash menambahkan bahwa setiap kedutaan UEA di “Israel” akan berada di Tel Aviv, bukan Yerusalem. Presiden AS Donald Trump memindahkan kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem pada tahun 2018, pada dasarnya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel”.
Kesepakatan mengejutkan “Israel”-UEA pekan lalu merupakan kesepakatan ketiga yang dicapai “Israel” dengan negara Arab, setelah Mesir dan Yordania, dan meningkatkan prospek kesepakatan serupa dengan negara-negara Teluk pro-Barat lainnya.
Sebagai bagian dari kesepakatan penting dengan UEA tersebut, “Israel” setuju untuk menangguhkan pencaplokan wilayah Tepi Barat yang diduduki, meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan rencana itu tidak akan dibatalkan dalam jangka panjang.
Penangguhan “Israel” atas aneksasi tanah Palestina, yang merupakan bagian dari perjanjian, “kritis dalam pemikiran kami,” menurut klaim Gargash.
Gargash mengatakan UEA “sangat didorong” oleh dukungan bipartisan untuk perjanjian di AS. Presiden Donald Trump mengambil peran aktif dalam perjanjian tersebut dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden telah menyatakan dukungannya.
“Kami berharap hubungan strategis kami dengan Amerika Serika akan benar-benar berkembang lebih jauh” menyusul kesepakatan tersebut, kata Gargash.
Pekan ini telah menyaksikan perkembangan besar dalam hubungan UEA-“Israel”. Pada hari Selasa, Penasihat Keamanan Nasional UEA Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan menerima Yossi Cohen, kepala intelijen luar negeri “Israel”, Mossad.
Keduanya membahas kerja sama bilateral di beberapa bidang, menurut kantor berita negara WAM.
Pada hari Senin, Presiden “Israel” Reuven Rivlin mengundang Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan ke Yerusalem.
Rivlin mengungkapkan undangan tersebut dalam sebuah surat yang ditulis dalam bahasa Arab.
“Saya sangat berharap langkah ini dapat berkontribusi dalam membangun dan memperkuat rasa saling percaya antara kita dan negara-negara kawasan,” kata Rivlin dalam suratnya. (haninmazaya/arrahmah.com)