JAKARTA (Arrahmah.com) – Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengatakan menolak sertifikat dai karena akan membuat gaduh dan meresahkan umat Islam.
Tokoh Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin mengatakan sertifikat dai berbahaya, karena akan membuat para dai atau mubaligh terkotak-kotak, bahkan bisa saling berhadap-hadapan.
“Hal ini akan mengadu-domba anak bangsa,” kata Novel.
Novel mengatakan, PA 212 menolak dengan tegas dai bersertifikat karena menjadi ajang adu domba para da’i atau mubaligh yang sangat berakibat fatal bagi keutuhan bangsa.
“Dai atau mubaligh bersertifikat jelas adalah menjadikan seburuk buruknya dai’/mubaligh bahkan ulama karena terkekang akan penyampaian yang benar padahal prinsip karakter dai adalah sampaikanlah yang benar walaupun pahit,” ujar Novel.
Menurutnya, hakikat dai adalah oposisi dari penguasa yang akan selalu mengkritisi dan mengontrol jalannya kekuasaan agar tidak semena mena kepada rakyatnya dan juga tidak menyimpang dari agama.
“Kami meminta kepada Kemenag untuk menghentikan program sertifikasi dai yang menyandra eksitensi dakwah yang sebenarnya dan seharusnya,” pungkasnya.
Diketahui, Menteri Agama Fachrul Razi menyatakan bahwa program dai/penceramah bersertifikat segera digulirkan dalam waktu dekat.
Program tersebut, ujar Fachrul, sudah dibahas oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
“Kemenag pada tri wulan ketiga ini akan punya program dai bersertifikat. Ini sudah dibahas bersama dalam rapat dengan Wapres,” kata Fachrul dalam keterangannya dikutip dalam situs Kemenag, Kamis (13/8).
Lebih lanjut, Fachrul mengatakan program tersebut bertujuan untuk mencetak dai yang berdakwah di tengah masyarakat tentang Islam rahmatan lil alamin. Ia pun berharap ke depannya masjid-masjid bisa diisi oleh para dai-dai bersertifikasi.
“Masjid bisa diisi para dai itu untuk mendakwahkan Islam yang damai dan penuh toleran,” ujar Fachrul.
(ameera/arrahmah.com)