TEL AVIV (Arrahmah.com) – Israel mengusulkan “pemukiman kembali” sebanyak 60.000 warga Palestina di Paraguay setelah perang 1967, ungkap sebuah laporan terbaru, sebagaimana dilansir Al Araby, Rabu (12/8/2020).
Badan intelijen nasional Israel, Mossad, menyarankankepada pemerintah agar dapat membayar ribuan warga Palestina untuk pindah ke Paraguay selama empat tahun setelah pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza, ungkap risalah pemerintah yang diterbitkan oleh penyiaran publik Israel, KAN.
Proposal tahun 1967 tersebut disampaikan kepada Perdana Menteri Golda Meir oleh Zvi Zamir, yang merupakan kepala Mossad pada saat itu.
Proposal tersebut dilaporkan dikembangkan bersama dengan pemerintah Paraguay.
Paraguay, pada waktu itu diperintah oleh sayap kanan Partai Colorado, setuju untuk “menyerap” 60.000 Muslim Palestina, “yang menurut definisi bukan komunis,” kata Zamir dalam berita acara yang baru diungkapkan.
Diktator Paraguay Alfredo Stroessner dituduh melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia termasuk penyiksaan, penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum, serta memimpin kampanye genosida terhadap masyarakat adat di negara itu.
“Hal ini dikonfirmasikan dalam surat dari Kementerian Imigrasi, dengan kesepakatan yang dilampirkan di dalamnya yang tidak tercantum dalam surat dari Kementerian Imigrasi,” berita acara yang diterbitkan oleh KAN mengutip ucapan ketua Mossad.
Pemerintah Israel akan membayar biaya perjalanan setiap warga Palestina, kata notulen tersebut, serta memberi mereka $ 100 masing-masing untuk biaya hidup dasar.
Israel juga akan membayar pemerintah Paraguay $ 33 per imigran Palestina baru, belum termasuk biaya awal sebesar $ 350.000 untuk “relokasi” 10.000 warga Palestina yang pertama.
Warga Palestina akan diberikan tempat tinggal pada saat kedatangan dan akan mendapatkan kewarganegaraan dalam lima tahun.
Rencana itu disetujui pada tahun yang sama ketika Mossad menghentikan operasi perburuan Nazi di luar negeri, termasuk di Paraguay.
Beberapa buronan Nazi saat itu tinggal di Paraguay, termasuk Josef Mengele, yang dikenal dengan julukan “Malaikat Maut”.
Paraguay belum mengomentari proposal yang baru terungkap itu.
(ameera/arrahmah.com)