Keinginan komunitas Muslim di Katy, Texas untuk membangun masjid terhambat oleh sikap warga sekitar yang tidak suka dengan rencana pembangunan masjid itu. Dengan berbagai cara, warga sekitar berusaha menggagalkan rencana tersebut.
Juru bicara Katy Islamic Association (KIA), Yusuf Allam mengungkapkan, pembangunan masjid itu diharapkan sudah bisa dilakukan tahun ini. Untuk sementara, warga Muslim di daerah itu memanfaatkan sebuah rumah kecil yang terdapat di tanah yang akan menjadi lokasi masjid, untuk melakukan sholat lima waktu dan sholat Jumat.Selain berencana mendirikan masjid, KIA juga akan mendirikan sebuah komunitas center di tanah seluas 11 acre itu. Komunitas center itu nantinya akan diisi dengan kegiatan setelah jam sekolah, penampungan manula, aula senam dan sekolah.”Kami ingin memberikan kesempatan bagi berkembangnya kehidupan keagamaan, sosial dan ekomi tanpa melihat latar belakang etnis, kebudayaan dan keyakinan,” kata Jude Sultan, satu dari 500 anggota KIA, organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 2000.
Ketidaksenangan warga sekitar sebenarnya sudah muncul sejak bulan September ketika KIA mengumumkan telah membeli sebidang tanah untuk mendirikan Islamic center.
Allam mengungkapkan, KIA menerima surat dari Home Owner Associatioan yang isinya menyatakan kekhawatiran asosiasi itu yang harus didiskusikan dengan komunitas Muslim. Asosiasi tersebut mengkhawatirkan masalah lalu lintas, lampu penerangan dan drainase.
Namun Allam meyakinkan pembangunan akan mengikuti peraturan yang ada dan atas persetujuan pemerintah kota setempat.
Pernyataan Allam dibenarkan oleh Sultan. “Irigasi, kontrol untuk banjir, lalu lintas dan manfaat gedung juga dikhawatirkan, tapi kami sudah meyakinkan bahwa persoalan ini tidak akan jadi masalah,” katanya.
Pertemuan untuk membahas masalah itupun dilaksanakan dan dihadiri oleh para pejabat kota dan warga setempat. Para pejabat itu menegaskan pada peserta pertemuan bahwa tak seorangpun berhak menutup Islamic center.
Allam mengungkapkan, meski sebagian warga yang ikut pertemuan mau memberikan kami kesempatan, sebagian warga lainnya tetap tidak setuju dan melakukan aksi unjuk rasa. Bahkan, menurut Allam, beberapa warga menawarkan harga lebih dari satu juta dollar untuk membeli kembali tanah yang bakal menjadi lokasi pendirian masjid dan Islamic center itu.
Dari Balap Babi sampai Situs Internet
Tidak berhenti sampai di situ, warga yang tidak senang dan menentang rencana pembangunan masjid, melakukan hal yang lebih keji. Seminggu setelah pertemuan, salah seorang warga bernama Craig Baker membuat acara balap babi yang akan digelar Jumat malam besok, untuk menghalang-halangi pendirian masjid.
“Saat ini ada sejumlah babi yang di tempatkan di perbatasan tanah dan sebuah tanda berukuran besar tentang balap babi yang akan digelar hari Jumat. Tapi mereka belum memulai acara itu,” ujar Allam.
Ia menambahkan,”Kami menilai mereka tidak mempengaruhi agama kami. Jadi kami mengambil sikap tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan.”
Sejumlah aktivis Muslim bahkan ada yang mengatakan akan ikut menyaksikan balap babi itu untuk menunjukkan bahwa mereka tidak terganggu.
“Sebagai Muslim, Allah swt melarang makan daging babi. Saya tidak akan ditanya oleh Tuhan saya hanya karena Baker menggelar lomba balap babi di dekat masjid. Jadi, kami tidak memedulikan upaya yang dilakukannya untuk membuat kami marah dan kami tetap memfokuskan diri pada rencana pendirian tempat ibadah,” tegas Allam.
Sultan menambahkan, apa yang dilakukan Baker sifatnya “sedikit menyerang” tapi bukan karena babinya, tapi pesan yang ia sampaikan.
“Pada dasarnya, mereka salah menangkap maknanya karena kita bukannya membenci babi atau berpikir babi itu harus dibunuh. Kami cuma tidak boleh memakannya. Saya pikir beberapa orang hanya benar-benar ingin memastikan bahwa anda memahami poinnya yaitu anda tidak diterima di sini,” tukas Sultan.
Upaya lainnya yang sejumlah warga setempat untuk menentang pembangunan masjid di Kate adalah dengan meluncurkan situs katyIslamicassociation.net yang isinya sangat rasis dan anti Islam.
Situs itu, menurut Allam, juga memuat informasi pribadi tentang dirinya dan keluarganya serta warga Muslim lainnya. Nama Baker sendiri tercantum di website tersebut. Ia meminta dukungan atas gerakan yang dilakukannya. Namun seruan Baker itu dihapus setelah kuasa hukum KIA mengirimkan surat protes.
“Situs itu dibuat oleh seseorang, tapi saya pikir sudah jelas siapa dibalik situs tersebut,” kata Allam.
Sultan mengkhawatirkan keselamatan warga Muslim dan dirinya dengan keberadaan situs tersebut, karena banyak nama dan alamat warga Muslim yang dicantumkan di situs itu. Ia mengaku takut suatu saat ada orang yang “tidak waras” membuntutinya ketika meninggalkan masjid. Apalagi ia kadang sendirian di gedung yang biasa dipakai sebagai masjid sementara.
Allam meyakini, situasi yang tidak kondusif itu sengaja dilakukan oleh segelintir orang di daerah tersebut, karena banyak warga yang memberikan dukungan dan berharap warga Muslim meneruskan rencananya membangun masjid.
Hal serupa diungkapkan Sultan. Beberapa warga, setelah pertemuan kemarin, bahkan ada yang minta maaf karena ketidakpahaman mereka. Sultan meyakini, alasan utama dari kontroversi seputar rencana pembangunan masjid adalah karena “banyaknya ketidakpastian.”
“Warga tidak tahu banyak tentang umat Islam sehingga mereka takut sesuatu yang buruk akan terjadi jika sebuah masjid didirikan di dekat lingkungan mereka,” katanya. (ln/iol/eramuslim)