PARINGIN, KALSEL (Arrahmah.com) – Tidak salah bila Islam memposisikan wanita sebagai pendidik anak yang pertama dan utama. Peran ibu sebagai pembina dan pembentuk karakter anak tidak diragukan lagi. Hal inilah yang patut dipikirkan mengapa peran kaum perempuan dalam pembangunan tidak bisa dianggap remeh.
Ketua Pengurus Gerakan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Hj Nursidah Ansharuddin, mengatakan kaum perempuan melalui perannya sebagai ibu, harus mampu melakukan pembentukan dan pembinaan karakter generasi muda agar tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.
SDM yang handal dapat diperoleh melalui pembentukan karakter dan pembinaan yang paling mendasar harus dilakukan oleh seorang ibu dalam lingkup rumah tangga.
“Bangsa Indonesia menyadari betapa pentingnya peran perempuan dalam pembangunan sehingga kini tinggal perempuan itu sendiri dapat atau tidak memainkan perannya,” katanya pada Jumat (24/6/2011).
Sebagai wadah organisasi perempuan, GOW harus mampu menyebarkan semangat emansipasi dan mengarahkan kaum perempuan untuk lebih menyadari perannya dalam pembangunan. Lebih lanjut ia mengungkapkan GOW merupakan adah penting bagi kaum perempuan agar dapat menjalankan perannya dalam melahirkan anak-anak bangsa yang berkepribadian kuat, berkarakter konstruktif dan cinta tanah air.
Semua itu dapat dicapai melalui peran serta perempuan dalam mendidik anak-anak mereka semenjak dini sehingga tumbuh menjadi generasi muda yang handal.
Sayangnya, saat ini masih banyak kaum perempuan yang belum mengerti dan belum bisa menjalankan semangat emansipasi wanita. Salah satu penyebabnya adalah pola pikir yang masih tradisional sehingga memunculkan pemikiran bahwa tugas pembangunan hanya bagi kaum laki-laki saja.
Di Balangan sendiri, masih terdapat anggapan di masyarakat bahwa perempuan yang berani menyuarakan haknya dipandang tidak baik dan merupakan hal yang tabu. Melalui GOW, diharapkan hal-hal yang demikian sedikit demi sedikit dapat dihilangkan dari masyarakat sehingga ke depannya kaum perempuan Balangan dapat lebih eksis dalam pembangunan.
Asal bentuk “emansipasi” yang dimaksud tidak bertentangan dengan syariat Islam tentu tidak masalah. Pada kenyataannya, Islam telah menempatkan posisi penting seorang wanita dalam mendidik dan membentuk generasi, dan meninggikan derajat wanita dalam Islam.
Karena itu mengapa kualitas sebuah bangsa bisa diukur dari kualitas para wanitanya. Wanita-wanita sholihah, InsyaAllah akan melahirkan generasi-generasi soleh yang tidak hanya membangun bangsa tetapi juga membangun sebuah peradaban yang cemerlang. (ans/rasularasy/arrahmah.com)