KABUL (Arrahmah.com) – Taliban mengumumkan bahwa mereka siap untuk memulai pembicaraan dengan para pemimpin politik Afghanistan setelah hari raya Idul Adha, yang jatuh pada akhir Juli, dan memberikan waktu sepekan kepada pemerintah untuk membebaskan anggota Taliban yang ditahan.
Tawaran tersebut ditulis oleh juru bicara Taliban Suhail Shaheen dalam akun Twitternya pada Kamis (23/7/2020) malam. Shaheen juga menambahkan bahwa mereka menunjuk putra pendiri Taliban untuk memimpin sayap militernya dan anggota dewan kepemimpinan yang kuat ke dalam tim negosiasi.
Menanggapi cuitan Shaheen tersebut, pada Jumat (25/7) Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, yang dibentuk pada Mei untuk mengelola upaya perdamaian dengan Taliban, mengatakan bahwa pihaknya masih berkutat pada daftar tahanan yang diajukan Taliban.
Javed Faisal, seorang juru bicara kantor penasihat keamanan nasional Afghanistan, sebelumnya mengatakan hampir 600 tahanan Taliban yang hendak dibebaskan dihukum karena melakukan kejahatan berat. Pemerintah enggan membebaskan mereka, ujarnya, sebagaimana dilansir Daily Sabah.
Dia juga menambahkan bahwa tampaknya tidak mungkin pemerintah akan membebaskan para tahanan sebelum hari raya Idul Adha.
Pembebasan 5.000 tahanan Taliban yang ditahan pemerintah dan 1.000 personel pemerintah dan pejabat keamanan dalam tahanan Taliban telah diatur dalam kesepakatan AS dengan Taliban yang bertujuan mengakhiri perang di Afghanistan.
Menurut kesepakatan tersebut, pertukaran tahanan akan dilakukan menjelang pembicaraan antara pemerintah di Kabul dan Taliban, yang dipandang sebagai bagian paling penting dalam kesepakatan itu.
Tulisan Shaheen di akun Twitternya merupakan tawaran pertama untuk negosiasi, namun ia menuntut agar para tahanan dibebaskan terlebih dahulu dan menolak setiap pengganti pada daftar yang tahanan yang telah diajukan Taliban. (rafa/arrahmah.com)