LONDON (Arrahmah.com) – Seorang remaja Inggris diduga menjadi dalang dalam penyerangan sistem jaringan komputer CIA, Senat AS dan Sony, yang diklaim oleh kelompok hacking LulzSec.
Ryan Cleary, remaja berusia 19 tahun, ditangkap di rumah keluarganya di Essex setelah penyelidikan bersama oleh Scotland Yard dan SOCA Inggris. Dia ditahan beberapa jam setelah terjadinya serangan online terhadap sistem jaringan keamanan oleh kelompok hacking yang dikenal sebagai LulzSec.
Sebelumnya, baru-baru ini lewat akun twitter-nya, kelompok tersebut mengungkapkan niat untuk masuk ke situs pemerintah dan bank serta membocorkan dokumen rahasia.
Pada hari Senin Serious Organised Crime Agency – dijuluki FBI Inggris – terpaksa “merelakan” situs mereka off-line setelah hacker membombardirnya.
Ryan, yang digambarkan sebagai seorang penyendiri, menghadapi kemungkinan ekstradisi ke Amerika Serikat di mana ia bisa menghadapi 60 tahun penjara karena dituduh meretas situs CIA dan Senat.
Detektif menduga, Ryan adalah pemain utama dalam LulzSec, yang telah dikaitkan dengan serangan baru-baru ini pada perusahaan game Sony yang berhasil mengakses data dan password dari jutaan pengguna.
LulzSec juga mengklaim korban lainnya termasuk NHS dan Nintendo.
Ibu Ryan, Rita, 44, mengatakan anaknya menderita agoraphobia dan gangguan kurang perhatian dan tidak meninggalkan rumahnya selama empat tahun.
Dia mengatakan Ryan hampir tidak pernah meninggalkan kamarnya yang terdiri dari komputer dengan dua monitor, unit pendingin, TV rusak, dan tempat tidur ganda.
sebelumnya kelompok LulzSec telah bersumpah untuk bersatu melawan pemerintahan dunia. LulzSec meminta bantuan kelompok yang dikenal sebagai Anonymous di kampanye cyber mereka yang dijuluki “Operasi Anti-Keamanan”.
Kelompok tersebut mengumumkan niat mereka melalui feed Twitter resmi mereka pada akhir pekan lalu. Mereka menyatakan akan menargetkan siapa saja yang menghadang jalan mereka.
“Selamat datang di Operasi Anti-Keamanan. Kami mendorong kapal apapun, besar atau kecil, untuk menembak setiap pemerintah atau lembaga yang melintasi jalan kami. Kami sepenuhnya mendukung penulisan kata ‘AntiSec’ pada setiap perusakan situs web pemerintah atau seni grafiti fisik. “
LulzSec yang diyakini berada di balik ide itu juga mengisyaratkan bergabung dengan ‘kelompok hacking’ lainnya. Mereka mengatakan “Untuk meningkatkan berbagai upaya, kita sekarang bekerja sama dengan Anonymous kolektif dan semua peralatan perang terafiliasi.”
Kelompok tersebut menyatakan ‘perang segera dan tak henti-hentinya terhadap moderator perebut kebebasan 2011’ sebagai perlawanan terhadap peraturan Internet.
Bukan hanya pemerintah yang menjadi korban potensial. Bank dan perusahaan top juga menjadi target serangan mereka.
Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencuri dan kemudian membocorkan informasi rahasia, termasuk email dan dokumen.
Serangan mereka dipercaya sebagai pembalasan atas usulan peningkatan hukuman bagi cyberterrorists di AS di mana mereka yang menjebol sistem pemerintah AS menghadapi ancaman 20 tahun penjara. (TI/arrahmah.com)