BAGHDAD (Arrahmah.com) – Sumber-sumber pemerintah Irak telah merilis angka resmi yang mengejutkan, menunjukkan akibat dari pendudukan militer pimpinan AS di negara itu.
Situs Arab Times menerbitkan statistik yang diproduksi pada tahun 2008 oleh sumber-sumber resmi yang kredibel di Irak sejak Irak diinvasi AS pada tahun 2003.
Angka dipublikasikan oleh Kementrian Urusan Wanita, menunjukkan bahwa operasi militer pimpinan AS telah meninggalkan satu juta janda.
Menurut laporan itu, sekitar 2.500.000 kematian terjadi di Irak sebagai akibat dari invasi, selain empat juta anak menjadi yatim.
Kementrian Dalam Negeri Irak juga telah merilis angka yang menunjukkan sekitar 800.000 orang telah hilang di negara itu pada Januari 2008.
Pasukan militer pimpinan AS menginvasi Irak dengan dalih bahwa mantan diktator Sadam Hussein menimbun berbagai jenis senjata pemusnah massal. Namun ternyata tuduhan AS tidak terbukti sampai saat ini.
Tidak ada senjata semacam itu yang pernah muncul di negara kaya minyak tersebut. Selain itu, belakangan terungkap bahwa pemimpin Amerika dan Inggris dengan penuh semangat mendorong aksi militer terhadap Irak, sementara itu agen intelijen mereka sebenarnya tahu bahwa senjata seperti itu tidak pernah tersimpan di Irak.
Sekitar 50.000 tentara penjajah AS masih berada di Irak dan seharusnya pada akhir 2011 ini seluruh pasukan AS harus meninggalkan Irak sejalan dengan perjanjian bilateral.
Namun, pejabat AS, bagaimanapun, telah mengintensifkan kampanye mereka untuk memperpanjang kehadiran militer di negara kaya minyak.
Menteri Pertahanan AS, Robert Gates dalam kunjungannya ke Irak pada awal tahun ini memohon agar penyebaran pasukan AS diperpanjang tanpa batas waktu. Sementara itu, Mike Mullen juga menegaskan bahwa Washington akan “menyimpan beberapa pasukan Amerika di negara itu atas permintaan Baghdad”. (haninmazaya/arrahmah.com)