GAZA (Arrahmah.com) – Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Abdel-Latif Al-Qanoua mengatakan, ditengah bangsa Palestina menghadapi rencana aneksasi dan berperang dengan penjajah untuk mendapatkan hak kembali tanah mereka dan hak-hak lainya, kepala intelijen Israel di luar negeri Mossad mengumumkan niatnya untuk mengunjungi sejumlah negara Arab dalam mengklarifikasi sikap pemerintahnya serta rencana aneksasi di Tepi Barat maupun Yordania.
Dalam pernyataan pers Kamis (18/6/2020), Al-Qanoua menyebut rencana ini sebagai upaya gagal untuk melangsungkan rencana aneksasi dan mendapatkan legitimasi palsu di tanah Palestina yang merupakan implementasi dari Deal of Century kesepakatan abad ini.”
Dia menegaskan, kunjungan pemimpin Zionis Mossad yang dimaksudkan untuk mengambil hak-hak bangsa Palestina adalah langkah yang berbahaya dan merupakan kejahatan terhadap rakyat Palestina jika terjadi.
“Kunjungan ini harus ditolak dan semua pintu tertutup bagi para penjajah dan para pemimpinnya,” tegasnya.
Dia menambahkan, perhelatan para pemimpin Zionis di ibukota Arab dan Islam merupakan normalisasi dan kejahatan terhadap Palestina.
Sikap tersebut merupakan tikaman beracun terhadap punggung rakyat kita. Ia datang dalam kerangka penerapan kesepakatan abad ini yang mengadopsi integrasi penjajahan di wilayah Arab dan menjadikannya sebagai bagian dari Isael.
(ameera/arrahmah.com)