ANKARA (Arrahmah.com) – Rusia dan Turki telah menunda pembicaraan tingkat menteri yang diperkirakan akan fokus pada Libya dan Suriah, di mana kedua negara mendukung pihak lawan dalam konflik yang telah berlangsung lama, lapor Reuters.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov memutuskan untuk menunda pembicaraan selama panggilan telepon pada Ahad, kata Kementerian Luar Negeri Turki.
“Wakil menteri kedua negara akan melanjutkan kontak dan pembicaraan di periode mendatang. Pembicaraan tingkat menteri akan diadakan di kemudian hari,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Lavrov dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah ditetapkan untuk mengunjungi Istanbul untuk diskusi. Kementerian luar negeri Rusia mengatakan diskusi akan diadakan pada tanggal pertemuan para menteri.
PBB mengatakan pekan ini bahwa pihak-pihak yang bertikai telah memulai pembicaraan gencatan senjata baru di Libya, di mana Ankara mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional, yang pasukannya dalam beberapa pekan terakhir telah menangkis serangan di Tripoli oleh Tentara Nasional Libya (LNA) .
Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional oleh Fayez al Serraj, yang pasukannya dalam beberapa pekan terakhir memukul mundur serangan 14 bulan di Tripoli oleh Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar.
Rusia, bersama dengan Uni Emirat Arab dan Mesir, mendukung LNA. PBB mengatakan pada Rabu bahwa pihak-pihak yang bertikai Libya telah mulai terlibat dalam putaran baru perundingan gencatan senjata.
Di Suriah, Rusia mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar Asad, sementara Turki mendukung pejuang oposisi. Meskipun kesepakatan yang ditengahi Turki-Rusia tiga bulan lalu menghasilkan gencatan senjata yang menghentikan pertempuran di Idlib Suriah barat laut, serangan udara sekali lagi menghantam wilayah itu pada pekan lalu.
(fath/arrahmah.com)