TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Pasukan Zionis “Israel membunuh seorang pria Palestina penyandang autis, meskipun pengasuhnya telah berulang kali berteriak agar mereka tidak melakukannya.
Eyad Hallaq ditembak dua kali di dada pada Sabtu lalu setelah dia melarikan diri karena panik setelah dia mendengar petugas “Israel” berteriak, lansir MEMO (2/6/2020).
Pengasuhnya, Warda Abu Hadid, dengan panik berusaha memperingatkan para tentara bahwa Hallaq penyandang autis dan tidak mengerti, tetapi peringatannya tidak diindahkan.
Dia berteriak: “Dia cacat, cacat! Tunggu, ambil kartu identitasnya, periksa identitasnya!”
“Tiba-tiba mereka menembakkan tiga peluru ke arahnya, di depan mataku, ‘Jangan menembaknya’, mereka tidak mendengarkan, mereka tidak mau mendengar,” lanjutnya mengingat pengalaman mengerikan beberapa hari lalu.
Hallaq didiagnosis dengan autisme ketika ia masih kecil, dan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
Sepupunya, Dr. Hatem Awiwi berkata: “Dia tidak menyerap banyak hal. Dia tidak tahu apa itu tentara atau apa itu senjata. Dia melihat orang asing dan melarikan diri, lalu mereka menembaknya.”
“Dia bahkan tidak tahu ada yang namanya Yahudi dan Arab di negara ini.”
Hallaq telah diberikan dokumen khusus oleh pusat rehabilitasi yang telah merawatnya selama enam tahun terakhir untuk menjelaskan disabilitasnya sehingga ia dapat membuktikan kondisinya kepada pasukan “Israel”, karena ia tidak dapat menjelaskannya sendiri.
Meskipun Menteri Pertahanan Benny Gantz telah “meminta maaf” dan mengklaim bahwa masalah ini akan diselidiki “dengan cepat”, organisasi hak asasi manusia B’Tselem mengatakan bahwa keadilan “tidak mungkin” dicapai. (haninmazaya/arrahmah.com)