GAZA (Arrahmah.com) – Jumlah kasus dan kematian akibat virus corona meningkat di beberapa negara Arab, menurut otoritas kesehatan setempat, lapor Anadolu Agency.
Pihak berwenang di Jalur Gaza melaporkan kematian pertama mereka dari virus corona, yaitu seorang wanita berusia 77 tahun.
Jumlah total infeksi di Gaza naik menjadi 54, dan 16 orang telah pulih.
Di negara Teluk Oman, Kementerian Kesehatan membenarkan 463 kasus virus baru, yang membuat penghitungan menjadi 7.257, termasuk 34 kematian dan 1.848 pemulihan.
Di Bahrain, Kementerian Kesehatan mengatakan jumlah total kasus meningkat menjadi 8.774, sementara jumlah pemulihan mencapai 4.462. Negara sejauh ini mencatat 12 kematian akibat virus.
Kementerian Kesehatan Maroko mengatakan 43 kasus baru terdeteksi selama 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah infeksi menjadi 7.375. Sebanyak 4.573 orang pulih dari COVID-19.
Kementerian itu mengatakan jumlah korban jiwa secara nasional tetap pada 197.
Kementerian Kesehatan Tunisia mengatakan dua kasus lagi ditemukan, menjadikan jumlah total infeksi di negara itu menjadi 1.048.
Sejauh ini, 47 orang telah kehilangan nyawa karena virus dan 903 telah pulih.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengonfirmasi 15 kematian lebih lanjut dari virus itu, sehingga jumlah kematian nasional menjadi 379.
Kementerian menambahkan bahwa 2.442 kasus baru terdeteksi selama 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah infeksi COVID-19 menjadi 70.161. Sebanyak 41.236 orang telah pulih dari virus.
Di Kuwait, Kementerian Kesehatan membenarkan 10 kematian lagi, sehingga total menjadi 148.
Kasus virus corona di negara itu naik menjadi 20.464, sementara jumlah pemulihan mencapai 5.747.
Di Qatar, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi 1.732 lebih banyak kasus virus corona, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 42.213.
Sebanyak 8.513 orang telah pulih dari virus dan jumlah kematian mencapai 21 dengan dua kematian baru, tambahnya.
Setelah berasal dari Wuhan, Cina Desember lalu, COVID-19 telah menyebar ke sedikitnya 188 negara dan wilayah, dengan Eropa dan AS saat ini merupakan yang terparah.
Pandemi telah menewaskan lebih dari 340.000 orang di seluruh dunia, dengan lebih dari 5,25 juta kasus dikonfirmasi, sementara pemulihan telah melampaui 2 juta, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins AS.
(fath/arrahmah.com)