TEHERAN (Arrahmah.com) – Iran telah mulai melatih anjing pelacak untuk mendeteksi COVID-19 dalam program pelatihan yang didukung oleh militer, menurut kantor berita semi-resmi Mehr. Iran saat ini adalah negara yang paling terkena dampak di Timur Tengah dengan hampir 86.000 kasus yang dilaporkan dan lebih dari 5.000 kematian tercatat, meskipun satu laporan parlemen menunjukkan angkanya lebih tinggi.
Hamidreza Shiri, juru bicara proyek, mengatakan kepada IRNA: “Karena anjing dapat mendeteksi bau 20.000 kali lebih baik daripada manusia, mereka telah dilatih untuk mendeteksi beberapa penyakit, termasuk malaria.”
Proyek ini telah berjalan selama dua pekan, “Pada tahap pertama penelitian, kami membuktikan bahwa anjing tidak terinfeksi oleh virus corona; Sekarang sudah dua pekan anjing langsung bekerja dengan virus tetapi beberapa tes dalam berbagai tahap menunjukkan bahwa tidak satu pun dari mereka atau pelatih yang terjangkit virus,” jelas Shiri.
“Karena kami tidak tahu jenis mana yang memiliki kemampuan deteksi yang lebih baik, kami menggunakan jenis berbeda termasuk Labrador, Golden Retriever, German Shepherd, dan Border Collie,” tambahnya.
Inisiatif serupa telah dilakukan di Inggris, di mana lembaga amal Medical Detection Dogs telah melatih anjing untuk mengenali aroma malaria, kanker, dan penyakit Parkinson.
Akhir bulan lalu, BBC melaporkan bahwa ada rencana untuk melakukan uji coba terhadap jenis virus corona saat ini dengan Durham University dan London School of Hygiene dan Tropical Medicine.
Bos amal Dr Claire Guest mengatakan mereka harus mencari tahu bagaimana “dengan aman menangkap bau virus dari pasien”. “Pada prinsipnya, kami yakin anjing bisa mendeteksi Covid-19,” katanya.
Dalam sebuah pernyataan, badan amal juga mengatakan bahwa anjing dapat mengidentifikasi perubahan suhu kulit, yang berarti mereka mungkin bisa mengenali ketika seseorang mengalami demam, menurut Independent.
(fath/arrahmah.com)