GAZA (Arrahmah.com) – Di Gaza, orang-orang tengah bersiap untuk menghadapi wabah virus corona saat lebih dari 10 kasus infeksi telah dikonfirmasi di wilayah yang diblokade selama bertahun-tahun.
Semuanya ditutup, termasuk pusat bantuan makanan vital, dan orang-orang diminta untuk tetap tinggal di rumah, lapor BBC (6/4/2020).
Hampir dua juta penduduk Gaza telah didesak untuk mengambil tindakan pencegahan dan mempraktikkan social distancing dengan tetap tinggal di rumah dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus.
“Kami sulit tidur sejak mereka katakan coronavirus ada di sini, kami tidak tahu apa yang harus dilakukan,” ujar seorang warga Gaza.
Kelurga Um Shady tinggal di Jabaliya, salah satu kamp pengungsian di Gaza. Seperti kebanyakan keluarga lainnya, mereka tetap tinggal di dalam rumah selama wabah coronavirus.
“Kami semua sangat takut dan tertekan. Kami tahu bahwa di sini di Gaza, tidak ada sumber daya untuk memerangi virus ini,” ujar Um Shady.
Mereka hanya memiliki sedikit tepung di rumahnya untuk bertahan hidup.
“Kami tidak memiliki cukup makanan, dan tidak ada pekerjaan.”
“Saya sudah meminjam uang untuk membeli makanan untuk pekan ini, tapi untuk pekan depan, saya mungkin tidak bisa lagi meminjam uang untuk memberi makan anak-anak ini,” lanjutnya.
“Hanya Allah yang bisa menolong kami,” ungkap salah seorang warga Gaza lainnya kepada BBC.
Para dokter dan kelompok-kelompok LSM telah memperingatkan bahwa sistem kesehatan di Gaza sangat rapuh karena blokade selama bertahun-tahun dan konflik dengan “Israel”. Gaza hanya memiliki sekitar 70 kasur ICU, beberapa telah digunakan. (haninmazaya/arrahmah.com)