IDLIB (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad pada Ahad (22/3/2020) telah melancarkan serangan di wilayah selatan provinsi Idlib dalam pelanggaran baru terhadap gencatan senjata berusia tiga minggu.
Pasukan pimpinan Rusia menggunakan artileri berat dan mortir dalam serangan terhadap desa Al-Ftira dan Sfuhon di selatan kota Idlib, lansir Zaman Alwasl.
Pasukan oposisi Suriah yang didukung Turki telah menggagalkan serangan itu dan menghancurkan sebuah tank, menurut sumber oposisi.
Sementara itu, tentara Turki telah membangun pos baru saat semakin banyak pasukan dikirim ke kubu terakhir pejuang Surah di Suriah utara, menurut para aktivis.
Titik pengamatan terletak di desa Al-Mshayrfa di jalan raya M4 yang menghubungkan Jisr Al-Shughour dengan kota kelahiran Bashar Asad di Latakia.
Turki, yang mendukung pejuang yang menentang Bashar Asad, menyetujui gencatan senjata dengan Rusia dua minggu lalu setelah pertempuran berbulan-bulan yang menyebabkan hampir 1 juta orang di Idlib menjadi pengungsi. Sedang Rusia diketahui sangat mendukung rezim Asad.
Gencatan senjata menghentikan serangan udara dan darat tiga bulan yang mengerikan yang menewaskan ratusan dan mengirim 1 juta orang melarikan diri ke perbatasan Turki.
Perjanjian itu tidak memaksa pasukan Asad untuk mundur dari Idlib, dan beberapa faksi oposisi menentang perjanjian karena hanya memberi keuntungan untuk pasukan rezim Asad.
Jumat lalu, Kementerian Pertahanan Turki meyakinkan dalam sebuah pernyataan bahwa rencana penempatan dan pengerahan pasukan di Idlib berlanjut, dan tidak ada penarikan pasukan dari wilayah tersebut.
Menurut klaim Turki, hal tersebut untuk menghentikan pertumpahan darah dan krisis kemanusiaan, dan memastikan keamanan pasukan serta pengembalian warga sipil yang aman ke rumah mereka, semua keputusan yang diambil berdasarkan kesepakatan Moskow, menurut laporan Anadolu. (haninmazaya/arrahmah.com)