TEHERAN (Arrahmah.com) – Ayatollah Hashem Bathayi Golpayegani (78), salah satu ulama Syiah Iran meninggal dua hari setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru dan dirawat di rumah sakit, kantor berita IRNA melaporkan pada Senin (16/3/2020).
Golpayegani mewakili Teheran dalam majelis para ahli, sebuah badan ulama Syiah Iran, yang beranggotakan 88 orang, yang bertugas untuk memantau kinerja pemimpin tertinggi Iran.
Setidaknya 12 politisi dan pejabat Iran, baik masih menjabat atau telah lengser, telah meninggal karena penyakit tersebut, dan 13 lainnya telah terinfeksi dan sedang dalam karantina atau dirawat.
Iran telah berjuang untuk menahan penyebaran virus corona yang sangat cepat, yang sejauh ini telah menginfeksi sekitar 14.000 orang dan membunuh 853 orang, di mana 129 di antaranya meninggal selama 24 jam terakhir, menurut angka resmi dari pemerintah.
Jumlah kematian dan infeksi virus corona telah meningkat sejak dua kematian pertama diumumkan pada 19 Februari.
Salah seorang pejabat Iran mengakui pada Ahad (15/3), bahwa pandemi tersebut membuat fasilitas kesehatan di negaranya dibanjiri oleh pasien yang sedang berjuang melawan wabah terburuk di Timur Tengah, sementara negaranya masih berada di bawah sanksi berat AS.
“Jika pandemi ini berlanjut, tidak akan ada fasilitas kesehatan yang cukup untuk menampung para pasien,” kata Ali Reza Zali, pemimpin kampanye melawan wabah, seperti dikutip oleh IRNA.
Iran diyakini memiliki sekitar 110.000 ruang rumah sakit, termasuk 30.000 di ibu kota, Teheran. Pihak berwenang telah berjanji untuk mendirikan klinik keliling sesuai kebutuhan.
Zali juga mengakui “banyak” dari mereka yang telah meninggal karena COVID-19 dinyatakan sehat, suatu pengakuan langka oleh otoritas setempat bahwa virus itu tidak hanya menginfeksi orang sakit dan orang tua. (rafa/arrahmah.com)