DAMASKUS (Arrahmah.com) – Komandan baru Pasukan Quds Iran, Brigadir Jenderal Esmail Ghaani, dilaporkan telah mengunjungi Aleppo, menandai pertama kali ia mengunjungi Suriah sejak kematian Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad pada 3 Januari.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Mehr, seorang anggota Komite Rekonsiliasi Nasional Suriah, Omar Rahmon, mengungkapkan kunjungan Ghaani ke Aleppo, menyebutnya sebagai dukungan terhadap rezim Asad dan “Poros Perlawanan” setelah serangan militer Turki.
“Kunjungan komandan Pasukan Quds yang baru ke pinggiran barat daya Aleppo menunjukkan sikap Iran pada dukungannya bagi Suriah dalam perang melawan ‘terorisme’ sampai seluruh wilayah Suriah ‘dibebaskan’. Ini bukan masalah baru dan Iran telah mengadopsi posisi yang sama sejak awal. Beberapa orang berasumsi bahwa setelah tewasnya Letnan Jenderal Soleimani kami akan menyaksikan penurunan dukungan Iran, tetapi kunjungan Komandan Ghaani menyarankan sesuatu yang lain,” ujarnya seperti dilansir AMN (10/3/2020).
Mengacu pada pertemuan presiden Turki dan Rusia baru-baru ini, ia mengklaim, “Satu-satunya hasil dari pertemuan itu adalah gencatan senjata yang diserukan Erdogan. Dia menuntut gencatan senjata hanya untuk mengatur kembali pasukannya yang kalah di Suriah dan menerima dukungan AS untuk sisa pertempuran di Idlib. Strategi Turki setelah bertemu dengan Moskow mengindikasikan rencana yang sama karena pasokan senjata dan prajurit masih dikirim ke Idlib bahkan setelah pembicaraan dengan para pejabat Rusia.”
“Erdogan menargetkan markas ‘Pasukan Perlawanan’ [sebutan yang dipakai oleh Iran untuk proksi mereka] untuk memprovokasi tanggapan dari Iran dan kemudian menerima dukungan dari dunia Islam dan Arab. Namun, strategi ini tidak berhasil dan tidak ada yang percaya,” tambahnya. (haninmazaya/arrahmah.com)