DAEGU (Arrahmah.com) – Korea Selatan melaporkan lonjakan tajam mengenai kasus terkait virus corona pada Ahad (23/2), sementara Italia dan Iran mengambil langkah-langkah penahanan yang drastis ketika kekhawatiran seluruh dunia tentang epidemi semakin meningkat.
Penyebaran penularan itu mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memperingatkan bahwa sistem kesehatan yang tidak siap di Afrika membuat benua itu rentan terhadap penyakit COVID-19, yang menyebar keluar dari Tiongkok dan telah menginfeksi lebih dari 77.000 orang di lebih dari 25 negara.
Korea Selatan menjadi salah satu negara di luar Cina dengan kasus virus corona yang paling parah. Pada Ahad (23/2) Korea Selatan melaporkan 123 kasus baru, sehingga totalnya meningkat menjadi 556 kasus. Jumlah korban tewas juga meningkat menjadi empat dengan dua kematian tambahan.
Sebagaimana dilansir Daily Sabah, jumlah korban yang lebih tinggi tersebut datang sehari setelah Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan bahwa negara yang berpenduduk sekitar 51 juta orang tersebut menghadapi situasi “serius”.
Gereja Yesus Shincheonji di selatan kota Daegu menjadi pusat penularan, dengan ratusan anggota terinfeksi.
Perdana Menteri Chung meminta warga Korea untuk tidak menghadiri pertemuan besar termasuk upacara keagamaan. (rafa/arrahmah.com)