Menurut posting media sosial, empat orang yang terinfeksi tinggal di kota Dongmazar, Ghulja yang seluruhnya telah diblokade.
Kantor berita RFA berhasil mengkonfirmasi nama dari empat anggota keluarga yang terinfeksi. Mereka adala Pehridin Helil, seorang pensiunan berusia 75 tahun, Rehangul, istrinya yang berusia 73 tahun, Ablikim Pehridin, 51, anak kedua dari dua putra, dan istrinya yang berusia 49 tahun, Halide Memet.
Pejabat partai lokal hanya akan mengkonfirmasi bahwa Pehridin positif terinfeksi virus corona.
“Seorang kader partai yang berkuasa mengunjungi rumah-rumah di lingkungan kami dan bertanya apakah kami telah mengunjungi kota Mazar dan Dongmazar. Selama percakapan kami, dia memberi tahu secara tidak langsung bahwa pasangan Uighur di sana telah tertular virus itu,” kata Rozimetyuzi, seorang penduduk lokal.
Sebuah keluarga dari Dongmazar mengatakan kepada RFA bahwa seorang kader partai juga melakukan kunjungan serupa ke daerah mereka.
“Selama empat atau lima hari terakhir, mereka telah datang ke setiap rumah untuk menanyakan apakah kami telah mengunjungi Dongmazar, dan untuk memberi tahu mereka apakah ada yang pernah ke sana baru-baru ini,” kata salah satu anggota keluarga.
“Mereka memberi tahu kami bahwa beberapa kasus virus terdeteksi di sana, tetapi mereka tidak memberi tahu kami siapa dan berapa banyak yang terinfeksi. Salah satu putra saya adalah seorang pejabat di komite lingkungan dan dia mengatakan kepada saya bahwa dia mendengar orang yang terinfeksi adalah seorang pria berusia 70-an,” tambah narasumber tersebut.
Seorang warga kota Mazar mengatakan kepada RFA bahwa karena ia melakukan perdagangan di Dongmazar, ia terpaksa dikarantina di rumah.
“Saat ini saya dikarantina di rumah saya selama beberapa hari,” katanya.
“Orang yang terinfeksi bernama Pehridin Helil, seorang pensiunan guru. Dia tinggal di daerah desa Sheyih di kota kami,” kata penduduk Mazar.
Dia mengatakan bahwa Pehridin telah menghadiri pertemuan pemakaman, dan para pejabat sedang menyelidiki mereka yang hadir.
“Para kader tidak berbicara secara transparan tentang ini. Mereka menyembunyikan informasi semacam ini dan hanya mengungkapkannya pada beberapa kesempatan. Kadang-kadang mereka akan mengatakan bahwa mereka menemukan satu, atau empat, di desa kami juga,” tambahnya.
Seorang penduduk desa Sheyih memberi tahu RFA bahwa para kader bertanya apakah ada anggota keluarga yang melakukan kontak fisik dengan salah satu dari empat anggota keluarga Pehridin dan menyebutkan empat anggota.
“Perhridin memiliki dua putra dan beberapa cucu. Kami telah mendengar bahwa mereka berempat dibawa ke kota untuk dirawat, sementara anggota keluarga lainnya diisolasi,” kata penduduk Sheyih.
Sekretaris partai desa Sheyih, Abdurrahman, mengkonfirmasi satu dari empat kasus yang dicurigai sebagai jawaban atas pertanyaan dari RFA.
“Saya dapat memberi tahu Anda bahwa Pehridin terinfeksi dan mendapatkan perawatan di kota Ghulja tetapi saya tidak dapat memberi tahu Anda apakah tiga lainnya positif atau dugaan kasus. Jika Anda ingin menanyakan lebih lanjut tentang hal ini, silakan hubungi Pusat Komando Manajemen Krisis,” katanya.
RFA berusaha untuk menghubungi partai prefektur dan tingkat kabupaten dan kantor pemerintah untuk memberikan komentar, tetapi tidak dapat menghubungi mereka.
Pusat Komando Manajemen Krisis mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa semua informasi terkait virus adalah rahasia negara.
Meskipun ada kemungkinan bahwa orang Uighur lain mungkin terinfeksi virus dan bahwa empat kasus yang dikonfirmasi ini mungkin bukan yang pertama, namun media pemerintah Cina tidak memasukkan etnisitas dari kasus yang dikonfirmasi dalam laporan.
Pada Rabu (19/2) sore, ada 76 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Xinjiang, di mana 20 orang telah pulih dan satu kematian. Tidak segera jelas apakah Pehridin Helil atau keluarganya termasuk di antara angka-angka ini. (rafa/arrahmah.com)