DAMASKUS (Arrahmah.com) – Sebuah serangan rezim yang didukung Rusia di barat laut Suriah telah menggusur 900.000 orang sejak awal Desember, dan bayi-bayi sekarat kedinginan karena kamp bantuan penuh sesak, PBB mengatakan Senin (17/2/2020).
Angka itu mencapai 100.000 lebih dari yang dicatat PBB sebelumnya.
“Krisis di barat laut Suriah telah mencapai tingkat baru yang mengerikan,” kata Mark Lowcock, kepala urusan kemanusiaan dan bantuan darurat PBB.
Dia mengatakan para pengungsi itu adalah wanita dan anak-anak yang sangat “trauma dan terpaksa tidur di luar dalam suhu beku karena kamp-kamp penuh. Ibu membakar plastik untuk menjaga anak-anak tetap hangat. Bayi dan anak kecil sekarat karena kedinginan.”
Wilayah Idlib, termasuk bagian dari provinsi Aleppo yang bertetangga, adalah rumah bagi sekitar tiga juta orang, setengah dari mereka sudah mengungsi dari bagian lain negara itu.
Serangan yang dimulai akhir tahun lalu telah menyebabkan perpindahan terbesar orang sejak konflik dimulai pada 2011. Perang telah menewaskan lebih dari 380.000 orang sejak meletus hampir sembilan tahun lalu, menyusul represi brutal terhadap demonstrasi populer yang menuntut perubahan rezim.
Lowcock memperingatkan hari Senin (17/2) bahwa kekerasan di barat laut itu “tidak pandang bulu.”
“Fasilitas kesehatan, sekolah, tempat tinggal, masjid, dan pasar dihantam. Sekolah ditangguhkan, banyak fasilitas kesehatan ditutup. Ada risiko wabah penyakit serius. Infrastruktur dasar berantakan,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Kami sekarang menerima laporan bahwa permukiman untuk orang-orang terlantar juga menjadi sasarant, yang mengakibatkan kematian, cedera, dan perpindahan lebih lanjut.”
Dia mengatakan bahwa operasi bantuan besar-besaran yang sedang berlangsung dari perbatasan Turki telah “kewalahan”. Peralatan dan fasilitas yang digunakan oleh pekerja bantuan rusak, sementara para pekerja kemanusiaan sendiri dipindahkan dan tidak sedikit yang terbunuh, lanjutnya.
Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu (16/2) menyerukan Rusia untuk mengakhiri dukungan bagi “kekejaman” rezim Suriah di wilayah Idlib, Gedung Putih mengatakan. (Althaf/arrahmah.com)