NEW DELHI (Arrahmah.com) – Pihak berwenang India telah memanggil utusan Turki ke negara itu setelah Deklarasi Bersama Turki-Pakistan menangani situasi di negara bagian Jammu dan Kashmir.
“India telah membuat langkah politis dengan Pemerintah Turki pada pernyataan yang dibuat oleh Presiden Erdogan tentang Wilayah India Jammu & Kashmir selama kunjungannya baru-baru ini ke Islamabad. Pernyataan ini tidak mencerminkan pemahaman tentang sejarah maupun perilaku diplomasi. Mereka mendistorsi peristiwa di masa lalu untuk memajukan pandangan sempit tentang masa kini,” juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri India, Raveesh Kumar, menyatakan.
Berita itu muncul setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Pakistan dan mengkritik kebijakan India di Kashmir, tanpa menyebut nama India secara eksplisit.
Ini bukan pertama kalinya bahwa pernyataan oleh presiden Turki telah menyebabkan ketegangan antara kedua negara. Musim gugur yang lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi membatalkan kunjungannya ke Ankara setelah pidato Erdogan di PBB, di mana ia menyebut Kashmir.
Ketegangan meningkat Agustus lalu setelah Parlemen India mencabut status khusus Jammu dan Kashmir dan membaginya menjadi dua wilayah yang dikelola pemerintah federal. New Delhi juga mengerahkan pasukan tambahan di sana untuk mencegah kemungkinan serangan oleh kelompok-kelompok militan yang menentang pemerintahan India di wilayah berpenduduk mayoritas Muslim.
Baik India dan Pakistan mengklaim wilayah itu adalah wilayah mereka sejak mereka merdeka dari Inggris Raya pada tahun 1947. (Althaf/arrahmah.com)