JAKARTA (Arrahmah.com) – Sang hacker pelaku pembobol situs resmi kepolisian Republik Indonesia beberapa waktu lalu telah berhasil ditangkap oleh polisi, demikian yang diungkapkan Kadivhumas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Senin (6/6/2011).
Meskipun demikian, Anton enggan menjelaskan siapa dan dimana hacker tersebut ditangkap. “Yang jelas baru satu yang ditangkap,” kilah mantan Kapolda Jatim ini.
Sebelumnya, Senin sore (16/5) lalu, sejak pukul 16.00 WIB situs resmi Polri di alamat www.polri.go.id tak bisa diakses. Bila laman ini diakses, secara otomatis diarahkan (fordward) ke alamat http://www.polri.go.id/backend/index.html, lalu muncul dua buah gambar mujahidin sedang mengangkat bendera di atas sebuah bukit.
Di bawah gambar tersebut terpampang video bertitel “Doa Hamba Allah yang Prihatin dengan Kondisi Umat Islam” yang berisi doa dari Syaikh Muhammad Al-Muhaisiny, Imam Masjidil Haram, Mekkah dengan link ke Youtube.
Tidak hanya itu. tampilan layar pun berubah menjadi berlatar warna hitam dan menampilkan pesan-pesan jihad: “Tiada tuhan kecuali Allah – Muhammad hamba dan utusan Allah. Bangkitlah singa-singa Islam!”
Sang hacker menegaskan bahwa dirinya tidak terkait dengan kelompok mujahidin manapun. “Kami tidak memiliki keterkaitan dengan kelompok manapun, menggunakan media ini untuk mendukung Mujahidin dan menyampaikan pesan: Bangkitlah singa-singa Islam!” tulis sang hacker.
Dalam pesannya, sang hacker memberi peringatan pada aktivis Islam agar senantiasa mewaspadai upaya pembusukan terhadap Islam dan jihad yang dilakukan oleh intelijen dan para musuh syariat Islam.
“Bangkitlah singa-singa Islam! Memperingati hari Nakba mengingat apa yang telah mereka perbuat kepada kaum Muslimin di negeri kaum Muslimin mengingatkan untuk tidak lupa mendo’akan Mujahidin di manapun berada (Allahu A’lam) harus tetap sadar akan upaya pembusukan Islam & Jihad yang dilakukan intelijen dan pejuang-pejuang anti Syari’ah Islam,” imbau sang hacker.
Polisi juga tidak mengungkapkan penangkapan ‘sang hacker’ tersebut dimasukkan atas delik apa. Hal yang perlu dipertanyakan, kenapa Polri terkesan menutup-nutupi pelaku pembobol situs tersebut? Bahkan inisial namapun tidak diungkapkan, hal tersebut tidak seperti sikap polri yang biasanya lantang dan terbuka jika ditanya tentang ‘keberhasilan’ mereka dalam menyeleseikan ‘tugas’. Ada apa dibalik semua ini? Wallohua’lam. (voaI/rasularasy/arrahmah.com)