IDLIB (Arrahmah.com) – Turki mengirim ratusan kendaraan militer pada Sabtu (8/2/2020) ke provinsi Idlib, barat laut Suriah, setelah pasukan pemerintah Suriah mengambil kendali atas kota strategis yang dekat dengan ibukota provinsi Idlib.
Pengerahan terbaru pasukan Turki datang ketika para pejabat dari Turki dan Rusia, yang mendukung pihak-pihak yang berseteru dalam perang Suriah selama hampir sembilan tahun, bertemu di Ankara untuk membahas pertempuran di kantong utama terakhir oposisi terhadap Presiden Bashar al-Assad.
Peningkatan ketegangan di Idlib telah menyebabkan lebih dari setengah juta orang mengungsi dan mengganggu kerja sama antara Rusia dan Turki, yang telah menampung 3,6 juta warga Suriah serta memicu kekhawatiran akan gelombang pengungsi lain yang melarikan diri dari serangan terbaru ini.
Presiden Turki Tayyip Erdogan pada pekan ini mengancam akan mengusir pasukan Suriah yang didukung Rusia kecuali jika mereka menarik diri dari wilayah tersebut pada akhir bulan.
Meskipun ada peningkatan pasukan Turki, pasukan pemerintah Suriah terus bergerak maju, mengelilingi beberapa pos pengamatan yang didirikan Turki di sekitar “zona de-eskalasi” yang disepakati Suriah dan Iran pada 2017.
Pada hari Senin, delapan personil militer Turki tewas dalam penembakan oleh pasukan pemerintah Suriah.
“Titik pengamatan kami di Idlib melanjutkan tugas mereka seperti biasa dan mampu melindungi diri mereka sendiri,” kata Kementerian Pertahanan Turki.
Kementerian itu juga mengatakan bahwa Turki akan menanggapi setiap serangan baru dengan cara paling keras sesuai dengan ketentuan pembelaan diri yang sah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan pada Sabtu bahwa sebanyak 430 kendaraan militer Turki telah menyeberang ke Idlib dalam 24 jam terakhir.
Observatorium itu juga mengungkapkan pasukan Turki mendirikan pos baru di Al-Mastoumah, di bagian selatan ke kota Idlib.
(ameera/arrahmah.com)