WUHAN (Arrahmah.com) – Sebanyak 15 mahasiswa asal Aceh saat ini terjebak di Kota Wuhan dan tidak bisa keluar dari kota itu setelah pemerintah setempat mengeluarkan instruksi untuk mengisolasi Kota Wuhan akibat wabah virus corona.
Sejak Kamis pagi (23/1/2020) akses ke dan dari Kota Wuhan ditutup untuk sementara waktu. Semua jalur transportasi ditutup dan tidak ada kendaraan umum yang beroperasi.
Salah satu mahasiswa Aceh di Wuhan, Fadil, mengatakan saat ini terdapat 93 mahasiswa asal Indonesia di Kota Wuhan dan 15 orang berasal dari Aceh. Sementara mahasiswa asal Aceh di Tiongkok semuanya berjumlah 24 orang.
“Sebagian besar anak Aceh sudah pulang kampung karena ini bertepatan dengan liburan semester. Kami cuma bisa berdoa karena tidak bisa ke mana-mana, airport ditutup, MRT juga tidak beroperasi, taksi juga begitu, kami hanya bisa tinggal di asrama dengan stok bahan makanan yang ada,” ujar Fadil, pada Jumat malam (24/1/2020), lansir aceHTrend.
Sejauh ini, kata Fadil, tidak ada yang bisa dilakukan selain berdiam di asrama. Kalaupun mereka harus keluar itu karena ada kepentingan tertentu seperti berbelanja bahan makanan dan mereka harus berbelanja dalam jumlah besar untuk stok seminggu.
“Kami masak sendiri karena lebih higienis dan memang ada instruksi tidak boleh makan sembarangan seperti seafood dan lainnya,” ujar Fadil.
Fadil mengungkapkan, saat ini kondisi Kota Wuhan benar-benar sepi dan seperti kota mati karena selain karena mewabahnya virus tersebut juga karena libur Imlek sehingga perantau di Wuhan semuanya pada mudik ke kampung halaman mereka.
Pemandangan itu, lanjutnya, merupakan kondisi lazim di Wuhan, hanya saja dengan merebaknya virus corona dalam tahun ini membuat kondisi Wuhan yang sepi semakin sepi sehingga muncul rumor Wuhan tampak seperti kota mati atau kota zombie.
“Sebelumnya masih ada beberapa mahasiswa asal Indonesia yang mencoba keluar dari Wuhan mendapatkan pemeriksaan yang ketat di bandara. Mereka diperiksa kesehatannya dan diinterogasi oleh petugas,” terangnya.
Kampus tempat Fadil kuliah di Central China Normal University juga mengeluarkan instruksi yang sama. Seluruh penghuni asrama dilarang melakukan aktivitas di luar asrama dan mereka menyediakan relawan yang rutin memeriksa kondisi mahasiswa.
“Kami berharap dari Pemerintah Indonesia atau Pemerintah Aceh ada langkah yang dilakukan untuk anak-anak Indonesia dan Aceh di Wuhan. Ingin pulang sih dengan keadaan begini karena kita nggak tahu kondisi begini berapa lama akan kondusif. Mohon doanya anak-anak Indonesia dan Aceh di sini sehat semua dan anggak ada yang terinfeksi virus,” ujar mahasiswa program doktoral Psikologi Pendidikan itu.
Sementara itu, ketua Perhimpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Cabang Wuhan juga sudah berkomunikasi langsung dengan pihak KBRI di Beijing.
KBRI Beijing sudah mengeluarkan imbauan agar mahasiswa Indonesia di Wuhan menjaga kesehatan dan mengatisipasi agar tidak terjangkit.
“Tapi masih belum ada informasi apakah akan dievakuasi. Kita sih berharapnya ada aksi nyata, intinya kita mau pulang,” kata Fadil.
Virus Corona dari Wuhan, Cina, dipastikan telah menyebar ke Malaysia pada Sabtu (25/1/2020), di mana telah ditemukan tiga kasus pertamanya.
Australia mengumumkan kasus virus Corona pertama yang dikonfirmasi pada Sabtu (25/1). Seorang pria Cina berusia 50-an, yang berada di Wuhan dan terbang dari Guangzhou hari ahad lalu, sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Melbourne.
Laporan-laporan media mengatakan, Nepal mengkonfirmasi adanya kasus virus Corona pada Jumat (24/1). Seorang pria berusia 30-an telah terinfeksi, yang merupakan kasus virus Corona pertama di Asia Selatan. Pria Nepal itu kembali dari Wuhan pada 5 Januari.
Kasus-kasus Virus Corona dikonfirmasi juga telah melanda Thailand, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, AS, Prancis, Taiwan, Hong Kong, dan Makau.
(ameera/arrahmah.com)