BEIJING (Arrahmah.com) – Cina telah memperluas pengunciannya terhadap virus mematikan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadi 36 juta orang, saat mereka bergegas membangun rumah sakit prefabrikasi dengan 1.000 tempat tidur bagi para korban, karena jumlah korban dari wabah itu terus meningkat.
Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia naik tajam menjadi lebih dari 1.287, dengan sedikitnya 41 kematian dilaporkan dari Cina pada Sabtu pagi (25/1/2020), lansir Al Jazeera.
Ketika angka kematian terus meningkat, pemerintah di kota Haikou selatan mengumumkan pada Sabtu (25/1) bahwa mulai siang hari, waktu setempat, akan memulai pengamatan medis terpusat selama 14 hari untuk semua wisatawan yang datang dari provinsi Hubei, pusat virus.
Turis dari Hubei, terutama dari kota Wuhan, tidak diizinkan meninggalkan hotel tempat pengamatan medis akan diadakan selama periode 14 hari, ujar pengumuman itu.
Sementara itu, Perancis mengumumkan tiga kasus -yang pertama di Eropa. Dan Amerika Serikat melaporkan kasus keduanya, melibatkan seorang wanita Chicago berusia 60-an yang dirawat di rumah sakit setelah kembali dari Cina.
Di Cina, transportasi ditutup di Wuhan -rumah bagi 11 juta orang dan pusat penyebaran – dan setidaknya 12 kota lain di provinsi Hubei, Cina tengah, yang mencakup populasi yang lebih besar daripada gabungan New York, London, Paris, dan Moskow.
Pihak berwenang di Beijing dan kota-kota Cina lainnya membatalkan banyak perayaan publik dan acara lain yang menandai Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada hari ini.
Rumah sakit di Wuhan bergulat dengan membanjirnya pasien dan kekurangan persediaan. Video-video yang beredar di internet menunjukkan kerumunan orang-orang yang panik mengenakan masker untuk pemeriksaan, dan beberapa yang mengeluh anggota keluarga mereka ditolak di rumah sakit yang berkapasitas besar.
Pihak berwenang di Wuhan dan di tempat lain mengeluarkan seruan untuk obat-obatan, peralatan desinfeksi, masker, kacamata, gaun dan alat pelindung lainnya.
“Saya tidak berpikir virus ini telah dikontrol dengan baik,” kata seorang wanita di Beijing kepada Scott Heidler dari Al Jazeera. “Saya sangat takut terinfeksi.” (haninmazaya/arrahmah.com)