AMMAN (Arrahmah.com) – Ratusan warga Yordania berdemonstrasi di pusat kota Amman kemarin (17/1/2020) meminta pemerintah untuk membatalkan perjanjian di mana “Israel” mulai memompa gas alam ke kerajaan tahun ini.
Pasukan keamanan Yordania mencegah para pengunjuk rasa mencapai Al-Nakheel Square yang simbolis di ibukota, tempat jumlah pemrotes diperkirakan akan bertambah besar.
Awal bulan ini, National Electric Power Co., Yordania, mengatakan pemompaan gas telah dimulai sebagai bagian dari kesepakatan multi-miliar dolar dengan Noble Energy yang berpusat di Texas yang bertujuan menurunkan biaya listrik di kerajaan miskin energi.
Noble Energy dan Delek Group “Israel” adalah, antara lain, mitra dalam ladang gas Leviathan yang baru beroperasi di lepas pantai Mediterania “Israel”.
Dalam sebuah pernyataan, NEPCO mengatakan mengimpor gas dari “Israel” adalah “opsi terakhir” setelah pasokan gas Mesir berakhir karena saluran pipanya di Sinai kerap menjadi sasaran. NEPCO mengatakan “Israel” adalah “satu-satunya sumber yang tersedia”.
Bertentangan dengan kebijakan resmi kerajaan, banyak rakyat Yordania menilai “Israel” sebagai musuh dan sering menemui langkah-langkah menuju “normalisasi” dengan reaksi publik yang hebat. Lebih dari setengah populasi diyakini sebagai pengungsi Palestina atau keturunan mereka.
Puluhan polisi pada Jumat (17/1) membentuk barisan untuk mencegah demonstrasi. Para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-“Israel” dan memegang spanduk bertuliskan, “Kontrak gas dengan musuh adalah bentuk penjajahan!” Dan “Hentikan kesepakatan gas!”
Para pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera Yordania juga mengancam akan menggulingkan pemerintah jika tetap mematuhi kesepakatan tersebut.
Murad al-Adayleh, sekretaris jenderal Partai Aksi Islam, menyerukan kepada pemerintah, “yang telah memungkinkan dimulainya impor gas,” untuk mundur.
Ketika ditandatangani pada 2016, kesepakatan itu tidak ditinjau oleh majelis rendah Yordania. Tahun lalu, badan tersebut mengeluarkan resolusi yang tidak mengikat terhadap perjanjian itu.
Sesi parlemen direncanakan pada hari Minggu untuk mengirim memo mendesak meminta larangan pembelian gas dari “Israel”.
Kontrak senilai $ 10 miliar itu diperkirakan akan menyediakan 45 miliar meter kubik gas “Israel” ke Yordania selama 15 tahun ke depan.
Dari ladang gas Leviathan yang sama, “Israel” juga mulai mengekspor gas alam ke Mesir. Pada hari Jumat (17/1), Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu membual tentang langkah tersebut, mengatakan di Twitter bahwa ia telah bekerja keras untuk menjadikan negara Zionis tersebut “pengekspor global”. (Althaf/arrahmah.com)