MOSKOW (Arrahmah.com) – Presiden Rusia Vladimir Putin rela mengucurkan dana besar untuk mendorong tingkat kelahiran di Rusia.
Menurut Putin, tingkat kelahiran bayi yang tinggi sangat penting bagi masa depan negara itu meski harus menelan biaya minimal 6,5 miliar dolar (Rp89 triliun) untuk tahun ini saja.
“Nasib Rusia dan prospek bersejarahnya bergantung pada berapa banyak dari kita,” kata Putin, dalam pidato kenegaraan di depan para elit politik Rusia, Rabu (15/1/2020), seperti dilansir AFP.
Diketahui, populasi Rusia turun dramatis pada 1990-an saat ekonomi dan kondisi sosial sulit setelah runtuhnya Uni Soviet.
Putin telah menghadapi berbagai masalah demografi sejak dia menjadi presiden pada 2000.
Karena itu, ia mengusulkan dana tunjangan bagi keluarga berpendapatan rendah dengan anak kecil, tunjangan untuk para ibu pertama, dan tunjangan yang lebih besar untuk keluarga dengan lebih banyak anak dan menciptakan lebih banyak tempat untuk penampungan anak.
“Tugas historis kita adalah merespon tantangan ini,” tegasnya.
Putin menilai, kemiskinan membuat orang tidak ingin memiliki keturunan. Untuk itu ia menawarkan insentif keuangan baru untuk meningkatkan angka kelahiran.
Dia berjanji akan memberikan satu kali pembayaran bagi orangtua yang melahirkan anak kedua, bernilai sekitar 7.600 dolar, termasuk mereka yang melahirkan anak pertama.
“Nasib dan prospek sejarah Rusia tergantung pada seberapa banyak kita di sana. Itu tergantung pada berapa banyak anak yang lahir di keluarga Rusia dalam satu tahun, lima, 10 tahun, dan menjadi apa mereka saat tumbuh nanti,” terangnya.
Kementerian Keuangan memperkirakan janji sosial baru oleh Putin itu akan menghabiskan dana antara USD6,5 miliar hingga USD7,31 miliar tahun ini, dan biaya itu akan ditingkatkan dalam beberapa tahun mendatang.
(ameera/arrahmah.com)