JENEWA (Arrahmah.com) – Tuduhan penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa di Iran harus diselidiki sepenuhnya, seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada Senin (13/1/2020). Ia menambahkan laporan kekerasan terhadap mereka yang memprotes jatuhnya sebuah pesawat sipil “mengkhawatirkan.”
“Kami jelas mengikuti dengan sangat dekat demonstrasi yang telah berlangsung hari ini dan selama akhir pekan di Iran dan Sekretaris Jenderal mengingatkan hak kebebasan berekspresi dan berserikat dalam aksi damai tersebut,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan.
Para pengunjuk rasa turun ke jalan mengecam penguasa ulama Iran dan polisi anti huru hara dikerahkan untuk menghadapi mereka pada Senin (13/1), dalam demonstrasi hari ketiga setelah pihak berwenang mengakui secara tidak sengaja menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina.
Gambar-gambar dari dua hari protes sebelumnya menunjukkan orang-orang yang terluka dibawa dan darah terlihat menggenang di tanah. Suara tembakan terdengar, meskipun polisi membantah melepaskan tembakan.
Security forces fire on this woman in Tehran’s Azadi Ave.
Her crime? Being furious with the regime for downing a civilian aircraft and mourning in the street for 176 Iranian-Canadians who got killed in #UkrainianPlane#IranProtests2020 pic.twitter.com/nGcFpb1hEC
— Masih Alinejad 🏳️ (@AlinejadMasih) January 12, 2020
Dujarric mengatakan Guterres telah mencatat pengumuman Iran bahwa mereka telah secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat penumpang.
“Sangat penting bahwa pihak berwenang memastikan penyelidikan yang menyeluruh dan transparan tentang apa yang terjadi dalam insiden tragis ini, dan bahwa penyelidikan … dilakukan sesuai dengan lampiran 13 tentang Konvensi Penerbangan Sipil Internasional, dengan melibatkan pihak terkait negara-negara terkena dampaknya,” katanya. (Althaf/arrahmah.com)