WASHINGTON (Arrahmah.com) – Dalam pidatonya dua hari lalu (8/1/2020), Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan meminta NATO untuk meningkatkan keterlibatannya dalam proses di Timur Tengah. Pesan itu muncul setelah Iran menyerang fasilitas militer AS di Irak.
Trump menuturkan kepada wartawan di Gedung Putih sehari kemudian (9/1) bahwa negara-negara Timur Tengah harus bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut.
“Saya pikir NATO harus diperluas dan kita harus memasukkan Timur Tengah, sepenuhnya,” ungkap sang presiden.
Dia kemudian secara ironis menyarankan nama aliansi yang diperluas ini dengan “NATO-ME”.
Menanggapi pernyataan Trump, pemimpin NATO Jens Stoltenberg mengangguk setuju untuk “jauh lebih terlibat” di Timur Tengah.
Sebelumnya, Trump telah berulang kali bersumpah untuk membatasi kehadiran militer Amerika di kawasan Timur Tengah, setelah mengklaim ia akan mengakhiri perang tanpa akhir ini selama kampanye presidennya.
Endless Wars, especially those which are fought out of judgement mistakes that were made many years ago, & those where we are getting little financial or military help from the rich countries that so greatly benefit from what we are doing, will eventually come to a glorious end!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 8, 2019
Militer Iran juga meminta Amerika Serikat menarik tentaranya dari Timur Tengah, termasuk Irak, lapor penyiar nasional, Rabu (8/1). Pada hari Minggu, parlemen Irak mengeluarkan resolusi yang menuntut agar pasukan AS menarik diri dari negara itu, meskipun resolusi itu tidak mengikat.
Meski demikian, Menteri Pertahanan AS Marc Esper mengatakan dalam tanggapannya bahwa “tidak ada keputusan apa pun untuk meninggalkan Irak”.
Pada Oktober, Presiden Trump mengatakan bahwa pasukan AS akan meninggalkan Suriah. Pengumuman itu dibuat tepat sebelum Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melancarkan serangan di sepanjang perbatasan Suriah-Turki. Namun, langkah itu ternyata merupakan semacam penarikan, mirip dengan yang terjadi pada Desember 2018, ketika Trump juga berbicara tentang penarikan dari Suriah. (Althaf/arrahmah.com)