TEHERAN (Arrahmah.com) – 35 orang tewas dan 48 lainnya cedera akibat berdesak-desakan saat prosesi pemakaman seorang jenderal Iran yang tewas dalam serangan udara AS, ungkap TV pemerintah Iran.
TV pemerintah Iran mengatakan, insiden itu terjadi di Kerman, kota kelahiran Jenderal Qassem Soleimani, di Iran tenggara.
Menurut laporan itu, gelombang besar pelayat terjadi di Kerman, kota kelahiran Jenderal Garda Revolusi Qassem Soleimani, di Iran tenggara, saat prosesi berlangsung.
Video awal yang diposting secara online menunjukkan orang-orang yang terbaring tak bernyawa di jalan, yang lain berteriak dan mencoba memberi mereka bantuan.
TV pemerintah Iran memberikan data korban dalam laporan onlinenya, tanpa menyebutkan dari mana informasi itu diperoleh.
Pirhossein Koulivand, kepala layanan medis darurat Iran, sebelumnya berbicara melalui telepon kepada TV pemerintah dan membenarkan adanya serbuan pelayat.
Prosesi pemakaman Soleimani di Teheran pada Senin (6/1/2020) diperkirakan dihadiri lebih dari satu juta orang, memadati jalan raya utama dan jalan-jalan samping.
“Sayangnya karena serbuan pelayat itu, beberapa teman kita terluka dan beberapa tewas selama prosesi pemakaman,” kata Koulivand.
Pemimpin Garda Revolusi Iran pada Selasa (7/1/) mengancam akan membakar tempat-tempat yang didukung oleh Amerika Serikat atas pembunuhan Soleimani.
Hossein Salami bersumpah di hadapan ribuan pelayat yang berkumpul di sebuah alun-alun di Kerman, akan menuntut balas terhadap Amerika atas serangkaian ketegangan yang meningkat secara drastis di Timur Tengah.
Para pelayat di Kerman yang mengenakan pakaian hitam membawa poster gambar Soleimani. Meskipun tidak ada perkiraan independen, rekaman udara dan wartawan Press Associated menyebutkan jumlah pelayat sekitar 1 juta orang, dan kerumunan itu terlihat pada gambar satelit Teheran yang diambil pada Senin.
Soleimani merupakan pemimpin pasukan elit Quds, Iran. Ia juga memimpin pasukan di Suriah yang mendukung Presiden Bashar Assad dalam perang yang panjang.
Soleimani menjabat sebagai orang penting untuk proksi Iran di negara-negara seperti Irak, Lebanon dan Yaman.
(ameera/arrahmah.com)