WASHINGTON (Arrahmah.com) – Hubungan AS dan Iran semakin memanas pasca terbunuhnya jenderal Iran, Soleimani pada Jumat (3/1/2020) dalam serangan udara yang dilancarkan AS di luar bandara Baghdad.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, yang memberi Soleimani kehormatan tertinggi negara itu tahun lalu, berikrar akan memberikan “pembalasan hebat” sebagai tanggapan atas pembunuhannya.
Menanggapi hal ini Donald Trump mengancam bahwa AS akan menyerang 52 situs berharga milik Iran jika mereka melakukan serangan balasan baik terhadap warga AS ataupun aset milik AS.
“Iran telah menjadi masalah selama bertahun-tahun. Biarkan ini (serangan yang menewaskan Soleimani -red) berfungsi sebagai PERINGATAN bahwa jika Iran menyerang setiap orang Amerika, atau aset Amerika, kami telah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yang masih berada di tangan Iran), beberapa situs tersebut berada di tingkat yang sangat tinggi & penting bagi Iran & budaya Iran, dan target-target itu, bahkan Iran itu sendiri, AKAN DISERANG DENGAN SRANGAN YANG SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS. AS tidak menginginkan ancaman lagi!” tulis Trump di Twitter.
Dia juga mengatakan Teheran “berbicara dengan sangat berani tentang menargetkan aset-aset AS tertentu sebagai balas dendam” atas pembunuhan Qasem Soleimani, kepala elit Pasukan Pengawal Revolusi Islam Pasukan Quds, menambahkan bahwa jenderal itu bertanggung jawab atas kematian seorang Amerika dan ratusan pengunjuk rasa Iran lainnya.
Pembunuhan Soleimani menandai peningkatan dramatis dalam ketegangan antara AS dan Iran, yang sering berada di puncaknya sejak keputusan Presiden Donald Trump pada 2018 untuk secara sepihak menarik AS dari pakta nuklir dunia yang dikuasai kekuatan nuklir Teheran. (rafa/arrahmah.com)