BAGHDAD (Arrahmah.com) – Pasukan koalisi pimpinan AS tengah membantu pasukan Irak melawan “ekstrimis” telah mengurangi operasi mereka, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada AFP Sabtu (4/1/2020), sehari setelah serangan AS menewaskan komandan Iran dan Irak.
“Prioritas utama kami adalah melindungi personil koalisi,” ungkapnya, menambajkan bahwa pasukan pimpinan AS telah membatasi proyek pelatihan dan operasi lainnya.
“Upaya ini bukan penghentian,” lanjutnya. “Kami telah meningkatkan langkah-langkah keamanan dan pertahanan di pangkalan-pangkalan Irak yang menampung pasukan koalisi,” pejabat itu menambahkan.
Pejabat itu mengatakan perubahan itu terjadi setelah serangkaian serangan roket oleh faksi pro-Iran terhadap pasukan AS dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, milisi Kataib Hizbullah Irak pada Sabtu (4/1) memperingatkan pasukan keamanan Irak untuk tinggal setidaknya 1 km dari pangkalan AS mulai dari Minggu malam, Al-Mayadeen TV melaporkan.
“Pasukan keamanan harus menjauhi pangkalan-pangkalan Amerika dengan jarak tidak kurang dari seribu meter mulai Minggu malam,” Al-Mayadeen mengutip pernyataan milisi.
Juru bicara NATO juga mengumumkan bahwa misi pelatihan di Irak akan ditangguhkan.
Misi NATO di Irak, yang jumlahnya ratusan, melatih pasukan keamanan negara atas permintaan pemerintah Baghdad untuk mencegah kembalinya kelompok Daesh.
Tetapi upaya pengawasan AS sekarang difokuskan pada potensi serangan baru, bukan pada kelompok Daesh.
Serangan roket, yang menewaskan satu kontraktor Amerika bulan lalu, telah memicu kekhawatiran perang proksi antara Amerika Serikat dan Iran di tanah Irak.
Kekhawatiran itu meroket pada Jumat (3/1) setelah serangan AS di Baghdad menewaskan jenderal Iran Qassam Soleimani, kepala pasukan Quds Pasukan Pengawal Revolusi Islam.
Serangan itu juga menewaskan wakil kepala Hashshah al-Shaabi Irak, sebuah jaringan yang sebagian besar faksi Syiahnya dekat dengan Iran dan dimasukkan ke dalam pasukan keamanan pemerintah Baghdad.
Pada Sabtu (4/1), Hashshah mengatakan serangan baru telah menghantam konvoi pasukan mereka di utara ibukota, dengan media pemerintah Irak menyalahkan Amerika Serikat.
Namun juru bicara koalisi pimpinan-AS membantahnya. “Tidak ada serangan Amerika atau koalisi,” kata Myles Caggins kepada AFP. (Althaf/arrahmah.com)