SURIAH (Arrahmah.com) – Rusia akan mengerahkan polisi militernya di sepanjang perbatasan Suriah-Libanon, juga akan mengontrol penyeberangan perbatasan utama, dengan dalih berusaha untuk membekukan rute perdagangan obat-obatan terlarang dan pasokan senjata “Hizbullah”, sumber yang bisa dipercaya mengatakan kepada Zaman Alwasl.
Langkah yang direncanakan oleh sekutu utama Bashar Asad itu datang di tengah laporan bahwa sekutu Iran tersebut menggunakan perbatasan Suriah untuk menyelundupkan ganja dan barang ilegal melalui kota perbatasan Al-Qusayr yang sepenuhnya dikendalikan oleh “Hizbullah” dan wilayah pegunungan Qalamoun.
Intervensi Rusia di Suriah secara resmi diumumkan pada 30 September 2015, setelah permintaan resmi oleh rezim Asad untuk bantuan militer melawan kelompok perlawanan. Namun sejak itu, peran Rusia telah berubah menjadi pembuat keputusan yang dominan dan penguasa de-facto Suriah.
Para ahli mengatakan “Hizbullah” berusaha untuk mengatasi sanksi AS yang menghantam para pejabat dan pendukung Iran.
“Hizbullah” sejak menangkap Qusayr pada tahun 2013 menebang pohon dan mengubah lahan perkebunan menjadi perkebunan tembakau dan ganja, ungkap penduduk setempat yang dipaksa keluar dari wilayah tersebut, menurut laporan Asharq Al-Awsat.
Kemitraan trilateral Teheran-Damaskus-“Hizbullah” telah berpuluh-puluh tahun terbentuk, dan semakin menguat sebagai akibat dari perang dan kemungkinan akan bertahan pada tahun-tahun pasca perang.
Peran “Hizbullah” dalam perang sipil Suriah sejak 2012 mengubah milisi Libanon menjadi mitra strategis rezim Asad dan membuat partai tersebut mendapat kursi. (haninmazaya/arrahmah.com)