MOSKOW (Arrahmah.com) – Rajin berlatih maka pekerjaanmu akan sempurna, dan angkatan udara Rusia mendapatkan banyak latihan dalam serangan-serangannya terhadap pejuang Suriah.
Angkatan Udara Rusia telah mempelajari pelajaran berharga selama operasi baru-baru ini di Suriah, menurut mantan komandan senior angkatan udara Rusia, seperti dulansir Zaman Alwasl (5/12/2019).
Faktanya, operasi udara Rusia dalam mendukung rezim Bashar Asad memberi Angkatan Udara Rusia kesempatan untuk menguji efektivitas reformasi yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir, menurut Kolonel Jenderal Viktor Bondarev, mantan komandan Pasukan Luar Angkasa Rusia, dan kini menjadi ketua komite pertahanan dan keamanan Dewan Federasi Parlemen.
Analisis Bondarev adalah bagian dari studi multi-volume kekuatan udara oleh Pusat Analisis Strategi dan Teknologi, sebuah organisasi pertahanan Rusia. Dalam sebuah blog untuk Institut Internasional untuk Studi Strategis, pakar pertahanan Douglas Barrie menganalisis pernyataan Bondarev.
“Kampanye ini memberi Angkatan Udara Rusia pengalaman pertama mereka tentang operasi udara ofensif modern oleh berbagai unit udara, dan dalam hubungannya dengan pasukan darat negara-negara lain,” tulis Bondarev. Dia juga berpendapat bahwa “salah satu prasyarat utama untuk sukses di Suriah” adalah pengenalan pesawat tempur yang baru, suatu kebutuhan yang “mendesak, karena angkatan udara praktis tidak menerima peralatan baru dalam 20 tahun sejak awal 1990-an.”
Bondarev mengatakan kampanye udara Rusia menampilkan penggunaan luas amunisi berpemandu presisi (PGM), seperti amunisi berpemandu GPS. Tetapi seperti yang ditunjukkan Barrie, “meskipun bom yang dipandu satelit KAB-500S telah digunakan di Suriah, angkatan udara juga terus mengandalkan bom besi yang jatuh bebas. Sejumlah kecil sistem rudal udara-ke-permukaan yang sudah matang seperti Kh-29 (AS-14 Kedge) dan Kh-25M (AS-10 Karen) juga telah digunakan.”
Barrie juga mencatat bahwa “operasi Suriah seharusnya memberikan kesempatan untuk menguji secara operasional rudal taktis udara-ke-permukaan Kh-38. Keluarga Kh-38 dimaksudkan untuk menggantikan Kh-29 dan Kh-25. Namun, sejauh ini, tidak ada gambar tentang senjata yang digunakan di Suriah yang dimunculkan, sementara sumber-sumber Rusia telah membuat klaim yang saling bertentangan mengenai apakah senjata itu telah digunakan atau belum digunakan selama kampanye.” (haninmazaya/arrahmah.com)