WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dia berharap pembebasan dua tahanan Barat yang disandera oleh Taliban Afghanistan minggu ini dapat membantu membuka jalan untuk mengakhiri perang di Afghanistan.
Dalam tweet-nya kemarin (20/11/2019), Trump berterima kasih kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani atas dukungannya dalam mengamankan pembebasan warga AS bernama Kevin King dan Tim Weeks yang merupakan warga negara Australia sebagai bagian dari pertukaran tahanan yang dilaporkan melibatkan tiga komandan Taliban.
We join families of Kevin King & Tim Weeks in celebrating their release from Taliban captivity. Thanks to President Ghani for his courageous support. Let’s hope this leads to more good things on the peace front like a ceasefire that will help end this long war. Proud of my team!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 20, 2019
Al Jazeera melansir bahwa tiga komandan Taliban yang dibebaskan, termasuk pemimpin senior Anas Haqqani telah mendarat di Qatar pada Selasa (19/11) negara itu menjadi tuan rumah kantor politik Taliban atas permintaan AS.
King dan Weeks, keduanya merupakan profesor sebuah universitas di Kabul, telah ditahan oleh Taliban selama tiga tahun dan berada di bawah pengawasan militer AS sebelum dipersatukan kembali dengan keluarga mereka, menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS.
Pertukaran tahanan ini terjadi setelah Ghani mengumumkan pada 12 November bahwa Haqqani dan dua komandan lainnya akan dibebaskan.
Haqqani adalah putra Jalaluddin Haqqani, pendiri Jaringan Haqqani – afiliasi Taliban. Kakaknya, Sirajuddin, sekarang memimpin kelompok itu.
Pada saat itu, Ghani mengatakan keputusan itu dibuat setelah berkonsultasi dengan AS dan ditujukan untuk “memfasilitasi negosiasi langsung dengan Taliban”, yang, sampai sekarang, menolak untuk terlibat dengan apa yang disebutnya pemerintah “boneka” yang didukung AS.
Taliban merebut kekuasaan pada tahun 1996 dan memerintah Afghanistan sampai tahun 2001 ketika ia dicopot dari kekuasaan pada tahun 2001 oleh invasi yang dipimpin AS.
Upaya baru untuk mengakhiri konflik 18 tahun negara itu telah ditingkatkan baru-baru ini, dengan perwakilan khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengunjungi Pakistan bulan lalu untuk bertemu dengan perunding Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar.
Washington mengatakan Khalilzad berada di ibu kota Pakistan, Islamabad, untuk menindaklanjuti pembicaraan yang diadakan pada September di New York dengan para pejabat Pakistan, termasuk Perdana Menteri Imran Khan. Pemerintah bersikeras Khalilzad tidak di Pakistan untuk memulai kembali perundingan damai AS-Taliban.
Pertemuan itu adalah yang pertama yang dilakukan Khalilzad dengan Taliban sejak Trump menyatakan pada bulan September bahwa pembicaraan damai, yang diadakan di Qatar selama setahun terakhir, “mati”. (Althaf/arrahmah.com)