SURIAH (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Suriah mulai mengerahkan pasukan pada Kamis (14/11/2019) di daerah-daerah yang dekat dengan perbatasan Turki di timur laut negara itu sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai antara Rusia dan Turki, media rezim melaporkan.
Kantor berita SANA mengatakan pasukan dikerahkan di antara kota Jawadiyeh dan Malkiyeh, juga dikenal sebagai Derik, sementara TV yang dikelola rezim mengatakan penjaga perbatasan akan diposisikan di enam titik dekat perbatasan, seperti dilansir AP.
Pengerahan itu merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Moskow pada bulan lalu di sebagian besar perbatasan timur laut di mana Turki meluncurkan operasi militer yang berupaya untuk membersihkan wilayah dari para pejuang Kurdi. Sejak kesepakatan tercapai, Rusia dan Turki memulai patroli bersama di sepanjang perbatasan.
Turki memulai serangan militer besar-besaran terhadap para pejuang Kurdi di Suriah utara bulan lalu, menangkap puluhan kota dan desa.
Juga pada Kamis (14/11), pemimpin rezim Suriah Bashar Asad mengklaim bahwa seorang mantan perwira tentara Inggris yang membantu mendirikan organisasi White Helmets yang beroperasi di wilayah yang dikuasai pejuang Suriah, telah terbunuh di Turki.
Asad mengklaim dalam sebuah wawancara dengan televisi Rusia, Russia 24 bahwa “agen-agen asing” mungkin berada di balik kematian James Le Mesurier, meskipun ia tidak membeberkan bukti apa pun untuk klaim tersebut.
Para pejabat Turki mengatakan bahwa kematian Le Mesurier di Istanbul minggu ini sedang diselidiki. Le Mesurier adalah pendiri dan CEO May Day Rescue, yang mendirikan dan melatih White Helmets, juga dikenal sebagai Pertahanan Sipil Suriah, sekelompok sukarelawan kemanusiaan lokal.
Dia berusia 48 tahun dan telah pindah ke Turki bersama istrinya empat tahun lalu, menurut kantor berita resmi Turki Anadolu. Jenazah Le Mesurier ditemukan di dekat rumahnya di distrik Beyoglu oleh para jamaah dalam perjalanan mereka ke sebuah Masjid. (haninmazaya/arrahmah.com)