BERLIN (Arrahmah.com) – Polisi federal Jerman membentuk departemen baru untuk menangani apa yang mereka klaim sebagai “terorisme bermotivasi Islam”, ungkap sebuah pernyataan di situs resmi Bundeskriminalamt (BKA) yang telah dikonfirmasi pada Jumat (1/11/2019).
Pernyataan itu menambahkan bahwa departemen terorisme bermotivasi Islam (TE) dibentuk dari dua kelompok, satu yang sudah menangani kasus-kasus yang ada sementara kelompok lain akan dibentuk dengan personil baru.
“Pertarungan melawan ‘terorisme Islam’ memiliki prioritas tinggi untuk Kantor Polisi Kriminal Federal,” pernyataan itu menekankan.
“Menambahkan departemen baru adalah langkah penting lainnya untuk memperluas kemampuan operasional, analitis dan pendukungnya untuk lebih memperkuat perang melawan ‘terorisme Islam’ bersama-sama dengan badan keamanan federal dan negara bagian lainnya,” ungkap pernyataan itu lebih lanjut, sebagaimana dilansir Daily Sabah.
Langkah ini membuktikan meningkatnya Islamofobia dan sikap anti-Muslim yang berkembang di seluruh Eropa sehingga banyak asosiasi dan pemimpin Muslim memperingatkan pemerintah Barat agar tidak mengaitkan agama dengan terorisme, dan menghadirkan kemungkinan kegiatan kriminal yang terkait dengan Islam.
BKA mengklaim bahwa bahaya serangan “Islamis” di Jerman tetap tinggi meskipun kelompok ISIS kalah, untuk itu lah departemen baru dibentuk.
Pernyataan itu menambahkan bahwa departemen baru tersebut juga akan menangani pengungsi yang kembali dari zona perang di Suriah dan Irak.
Puluhan anggota ISIS asal Jerman dilaporkan berada di kamp Al-Hol yang penuh sesak, yang berada di bawah kendali organisasi teroris Suriah, Unit Perlindungan Rakyat (YPG). Istri dan anak-anak mereka diperkirakan berjumlah ratusan.
Kelompok-kelompok kemanusiaan sebelumnya telah meminta Jerman untuk mengambil kembali 100 anak anggota ISIS Jerman, yang menurut mereka berisiko “diradikalisasi”.
Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, sikap yang semakin bermusuhan terhadap imigran dan komunitas Muslim telah dilaporkan di Jerman, sebuah negara dengan lebih dari 81 juta orang. Ini memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat, setelah Perancis.
Jumlah serangan terhadap Muslim dan institusi Muslim di Jerman sekitar 570 pada 2018, dengan jumlah orang yang terluka dalam serangan anti-Muslim tersebut semakin meningkat, ungkap media Jerman. (rafa/arrahmah.com)