BAGHDAD (Arrahmah.com) – Otoritas Irak telah mengumumkan jam malam di ibu kota, Baghdad, pada hari keempat gelombang baru protes anti-pemerintah.
Pergerakan kendaraan dan pejalan kaki dilarang antara pukul 00:00 dan 06:00, hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Itu terjadi setelah lima pengunjuk rasa dilaporkan tewas di Baghdad pada Senin (28/10/2019), lapor BBC.
Tetapi ribuan demonstran, termasuk banyak mahasiswa, menentang jam malam, bersumpah untuk melanjutkan protes mereka.
“Kami akan tinggal di sini sampai hari terakhir, bahkan jika ada seribu martir,” kata seorang pengunjuk rasa seperti dikutip oleh Reuters.
Lebih dari 220 telah tewas di seluruh negeri sejak 1 Oktober, ketika orang-orang mulai menuntut lebih banyak pekerjaan, mengakhiri korupsi dan layanan publik yang lebih baik.
Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi telah berjanji untuk memperkenalkan reformasi. Tetapi para pengunjuk rasa tetap bertekad untuk mencoba menyapu bersih pemerintahannya.
Sedikitnya 74 orang tewas dan 3.500 lainnya cedera selama akhir pekan ketika protes berlanjut di Baghdad dan di tempat lain setelah jeda dua minggu yang menurut penyelenggara dirancang untuk memberi para pemimpin Irak waktu untuk menanggapi tuntutan mereka.
Jam malam bisa berarti bahwa pasukan keamanan akan berusaha membubarkan kerumunan di alun-alun Tahrir. Tetapi seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada kantor berita Reuters: “Kami akan tinggal di sini sampai hari terakhir, bahkan jika ada seribu martir.”
Sementara itu, perdana menteri mengatakan dalam sebuah postingan di Facebook bahwa dia telah memberi tahu Perwakilan Khusus PBB untuk Irak, Jeanine Hennis-Plasschaert, bahwa personel pasukan keamanan telah diberikan “arahan ketat untuk melindungi hak protes damai”. (haninmazaya/arrahmah.com)