KAIRO (Arrahmah.com) – Para pemimpin Mesir dan Ethiopia pada Kamis (24/10/2019) setuju untuk dimulainya kembali pekerjaan dengan segera oleh sebuah komite teknis yang berusaha untuk menyetujui persyaratan operasi dari Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD), kata juru bicara kepresidenan Mesir, Reuters melaporkan.
Pekerjaan komite telah gagal menghasilkan kesepakatan selama bertahun-tahun pertemuan, menyebabkan perselisihan diplomatik antara kedua negara. Bendungan PLTA saat ini sedang dibangun di Blue Nile Ethiopia, dan Ethiopia diperkirakan akan mulai mengisi reservoir di belakangnya tahun depan.
Mesir khawatir bendungan itu dapat membatasi pasokan air yang sudah langka dari Sungai Nil, yang menjadi sandarannya sepenuhnya. Ethiopia mengatakan bendungan itu penting untuk pengembangan ekonominya.
Dalam beberapa pekan terakhir, Mesir mengatakan pembicaraan tiga arah dengan Ethiopia dan Sudan telah habis, mengeluarkan seruan untuk mediator eksternal.
Ethiopia membantah bahwa pembicaraan antara ketiga negara terhenti, menuduh Mesir berusaha menghindari proses tersebut.
Tidak disebutkan tentang penengah dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi setelah ia bertemu dengan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed di sela-sela pertemuan puncak Afrika-Rusia di Sochi.
Dikatakan pekerjaan komite teknis akan dilanjutkan “secara lebih terbuka dan positif, untuk mencapai visi akhir tentang aturan untuk mengisi dan mengoperasikan bendungan”.
Gambar-gambar menunjukkan kedua pemimpin itu tersenyum ketika mereka berjabat tangan.
(fath/arrahmah.com)