WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden AS Donald Trump pada Senin (21/10/2019) mengatakan dia tidak ingin meninggalkan pasukan Amerika di Suriah, tetapi pasukan AS yang meninggalkan negara itu sekarang akan dikerahkan di tempat lain sebelum kembali ke Amerika Serikat, lapor Reuters.
Trump, berbicara pada pertemuan Kabinetnya di Gedung Putih, juga mengatakan bahwa tampaknya jeda lima hari yang dinegosiasikan pekan lalu dalam serangan Turki terhadap pejuang sekutu pimpinan Kurdi di Suriah utara yang ditahan meskipun ada beberapa pertempuran.
Turki memulai operasi lintas perbatasan menyusul keputusan Trump dua minggu lalu untuk menarik pasukan AS dari daerah itu. Para pejabat AS kemudian mengatakan bahwa pasukan itu diperkirakan akan ditempatkan kembali di wilayah tersebut. Beberapa dari mereka bisa pergi ke Irak.
Sejumlah kecil pasukan AS akan tetap “di bagian yang sedikit berbeda untuk mengamankan minyak,” serta di “bagian yang sama sekali berbeda dari Suriah di dekat Yordania dan dekat dengan Israel,” kata Trump, Senin.
“Itu pola pikir yang sama sekali berbeda,” Trump mengatakan kepada wartawan di pertemuan itu, menambahkan: “Selain itu, tidak ada alasan” bagi pasukan AS untuk tetap.
“Mereka awalnya akan dikirim ke bagian yang berbeda,” tambahnya. “Pada akhirnya, kami akan membawa mereka pulang.”
Penarikan Amerika telah dikritik oleh anggota parlemen AS, termasuk beberapa sesama Republikan, sebagai pengkhianatan sekutu Kurdi yang selama bertahun-tahun telah membantu Amerika Serikat melawan ISIS.
Pada Senin, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan Pentagon sedang mempertimbangkan untuk menjaga beberapa pasukan AS di dekat ladang minyak di timur laut Suriah bersama Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi untuk membantu menolak minyak untuk militan ISIS.
(fath/arrahmah.com)