HONG KONG (Arrahmah.com) – Pemimpin dan Kepolisian Hong Kong menyampaikan permintaan maaf kepada komunitas Muslim di kota itu atas insiden penyiraman masjid dengan cairan biru dari meriam air dalam demonstrasi anti-pemerintah akhir pekan lalu.
Mereka mengatakan, kejadian di Masjid Kowloon, masjid terbesar di Hong Kong, itu adalah sebuah kecelakaan.
Sebagaimana dilansir Hong Kong Free Press, pada Ahad sekitar pukul 16:00 waktu setempat, pintu masuk Masjid dan Islamic Center Kowloon, masjid terbesar di Hong Kong, disiram dengan cairan berwarna ketika para petugas berusaha membersihkan area itu dari para demonstran yang bergerak menuju ke utara.
Beberapa wartawan, pengamat dan anggota parlemen dari Partai Sipil, Jeremy Tam turut terkena tembakan tembakan cat biru itu.
“Saya pikir polisi sengaja menargetkan kami. Tidak ada pengunjuk rasa di sekitar sebelumnya,” kata Phillip Khan, seorang pengusaha Muslim setempat yang turut menjadi salah satu korban dalam insiden itu.
“Apakah mereka akan menembakkan benda semacam ini di gedung pemerintah?” lanjutnya.
Menurut Khan, insiden itu merupakan penghinaan terhadap Islam. Dia menambahkan “Apakah mereka tidak tahu apa artinya penghargaan terhadap agama? Bukankah Hukum Dasar mengatakan kita memiliki kebebasan beragama? ”
Menyusul insiden itu, anggota masyarakat bekerja sama untuk membersihkan bagian depan masjid yang ternoda oleh pewarna, serta mengelap gerbangnya.
Insiden itu mendapat reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk koalisi kelompok pro-demokrasi yang menyesalkan “kurangnya akal sehat dan sensitivitas terhadap agama” dari para polisi. Mereka menuntut kepolisian Hong Kong untuk segera menyampaikan permintaan maaf kepada komunitas beragama di kota itu.
Meski mendapat banyak kecaman atas insiden itu, petugas kepolisian mengategorikannya sebagai kecelakaan dan tidak segera menyampaikan permintaan maaf dalam sebuah pernyataan malam itu.
Namun, pada Senin Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam Cheng Yuet-ngor dan Komisioner Kepolisian Hong Kong, Stephen Lo Wai-chung mengunjungi tempat ibadah itu sehari setelah kerusuhan meletus di Tsim Sha Tsui dan daerah sekitarnya.
Keduanya bertemu dengan anggota Islamic Trust, kelompok komunitas Muslim lokal, di Masjid Kowloon.
“Kepala eksekutif dan komisaris polisi semua berkata, ‘Telah terjadi kesalahan dan kami mohon maaf untuk itu’,” kata Sekretaris Islamic Trust, Said Uddin sebagaimana dilansir South China Morning Post, Senin (21/10/2019).
“Dan kami menerima (itu), karena apa yang terjadi sudah terjadi… dan mereka tidak akan mengulanginya,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Islamic Trust, Zoheir Tyebkhan mengatakan bahwa kelompoknya meminta komunitas Islam lokal untuk tetap tenang.
“Ini adalah rumah kami, rumah semua orang, kami ingin itu seperti apa adanya,” ujarnya.
“Intinya adalah komunitas Muslim di Hong Kong, saya pikir polisi sangat sadar, bahwa kami sangat damai dan kami tidak melibatkan diri dalam apa pun. Tidak ada alasan bagi mereka untuk menyerbu masjid,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)