LONDON (Arrahmah.com) – Kantor Kementrian Luar Negeri Inggris telah menolak laporan bahwa pemerintah Inggris mengadakan pembicaraan rahasia dengan pemerintah Libya untuk mengakhiri konflik di negara Afrika Utara tersebut.
Ini datang setelah menteri senior Libya mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ia tengah berada di Tunisia untuk berdiskusi dengan pejabat Inggris.
Menteri Luar Negeri dan jurubicara kantor Persemakmuran mengatakan : “Tidak ada perwakilan dari HMG, atau perantara yang terlibat dalam negosiasi dengan rezim Libya tentang gencatan senjata. Posisi kami jelas. Gaddafi harus pergi, sehingga orang-orang Libya dapat menentukan masa depan mereka sendiri.”
Sebelumnya, Abdelati al-Obeidi, wakil Menteri Luar Negeri Libya yang telah memimpin diplomasi setelah Menteri Luar Negeri, Musa Kousa membelot, memberikan petunjuk kepada reporter Al Jazeera, James Bays mengenai pembicaraan rahasia untuk mengakhiri perang.
Dia menggambarkan saluran rahasia sedang dibuka antara pemerintah Muammar Gaddafi dan Inggris dengan maksud untuk mengakhiri konflik.
Bays berbicara kepada al-Obeidi dalam penerbangan ke selatan Tunisia, kota Djerba dan mengatakan pejabat Libya cukup dijaga, ia mengatakan bahwa “ia benar-benar tidak berwenang untuk mengatakan padaku apa yang telah terjadi pada pertemuan ini.”
“Wakil menteri luar negeri mengakui bahwa ia telah datang untuk melakukan pembicaraan yang telah berlangsung dengan warga Inggris. Dia tidak bisa mengatakan apa yang dibicarakan tapi mengatakan bahwa itu adalah pertukaran pandangan dan saluran komunikasi yang dibuka oleh mereka,” ujar Bays. (haninmazaya/arrahmah.com)