KABUL (Arrahmah.com) – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan kemarin (21/9/2019) bahwa pemerintahnya siap untuk melakukan rekonsiliasi dengan Taliban dan bahwa gencatan senjata sangat penting bagi perdamaian sejati di Afghanistan.
“Untuk mencapai perdamaian sejati, gencatan senjata harus terjadi dan pertumpahan darah harus berhenti,” kata Ghani dalam pidato yang disiarkan televisi yang menandai Hari Perdamaian Internasional. “Jika Taliban setuju untuk perdamaian, kami tidak ingin melanjutkan perang bahkan untuk sesaat,” katanya.
Ghani, yang akan dipilih kembali dalam pemilihan presiden pekan depan, mengatakan bahwa perdamaian telah berubah dari mimpi menjadi kenyataan yang dekat.
Dia menambahkan solusi terbaik untuk krisis saat ini adalah partisipasi politik dan mendukung pemilihan mendatang. Komentarnya mengikuti pernyataan Presiden AS Donald Trump dua minggu lalu, ketika ia tiba-tiba membatalkan pembicaraan dengan Taliban setelah serangan yang menyebabkan tewasnya seorang tentara AS dan 10 lainnya di Kabul. Pembatalan perundingan terjadi karena AS dan Taliban hampir menandatangani perjanjian ini terjadi setelah hampir satu tahun negosiasi di Qatar, yang mengecualikan pemerintah Ghani.
Trump mengatakan pada Sabtu (21/9) bahwa ia membatalkan pertemuan di Camp David karena kelompok itu tidak dapat menyetujui gencatan senjata. Taliban telah berulang kali berbicara tentang keinginan untuk memulai kembali perundingan dengan Washington, tetapi menegaskan kembali ancaman mereka untuk menggagalkan pemilihan. Pemerintah Ghani mengatakan fokusnya untuk saat ini adalah pemilihan, tetapi menambahkan bahwa proses perdamaian akan menjadi prioritas utama setelah pemungutan suara.
“Kami berkomitmen untuk perdamaian,” kepala juru bicara Ghani, Sediq Seddiqi, mengatakan kepada Arab News. “Dalam hal kebijakan itu masih menjadi prioritas utama bagi Presiden Ghani.” (Althaf/arrahmah.com)