JAKARTA (Arrrahmah.com) – Menanggapi isu pemindahan ibu kota ke Kalimantan, lembaga survei Median berusaha untuk menyaring pendapat masyarakat Indonesia secara umum mengenai isu ini.
Lembaga yang memang bergerak di bidang jajak pendapat ini pun mewawancarai 1.000 responden di 34 provinsi di seluruh Indonesia secara tatap muka, sampel dibagi secara proporsional dan menggunakan metode multistage random sampling, di mana margin of error survei ini adalah 3,09 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil dari survei yang dilakukan dilakukan pada periode 26-30 Agustus 2019 ini adalah sebanyak 45,3% masyarakat menyatakan tidak setuju dengan kepindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, 40,7% setuju, dan sisanya 14,0% menyatakan tidak tahu.
“Di sini kita lihat walaupun selisih hampir 5 persen, mayoritas publik masih memilih tidak setuju. Publik tidak setuju ada 45,3 persen melawan yang setuju, yaitu 40,7 persen, dan yang menyatakan tidak tahu itu ada 14,0 persen. Tentunya pemerintah harus lebih memikirkan apa alasan-alasan ibu kota dipindah,” kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun di Jakarta Pusat, pada Selasa (3/9/2019), sebagaimana dilansir detiknews.com.
Dari rentang usia, usia publik yang kisarannya di bawah usia 20 tahun rata-rata menyatakan ketidaksetujuannya. Sebanyak 63,8% publik yang berusia kisaran 20 tahun menyatakan tidak setuju. Sementara rentang usia 60 tahun ke atas itu paling banyak menyatakan setuju, yaitu di angka 68,0%.
“Kalau kita lihat di usia muda sebagian besar tidak setuju memindahkan ibu kota ke Kalimantan, ketimbang usia 40 tahun ke atas,” imbuhnya. (rafa/arrahmah.com)